www.rekamfakta.id – Denpasar – Dalam beberapa tahun terakhir, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bali telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dorongan inovatif dari sektor swasta, termasuk perusahaan telekomunikasi utama, menjadi salah satu faktor kunci dalam menghadirkan peluang bagi para pelaku usaha lokal.
Banyak pelaku UMKM kini menyadari pentingnya digitalisasi untuk meningkatkan daya saing mereka. Pelatihan dan program pengembangan menjadi langkah yang sangat diperlukan demi memfasilitasi transisi tersebut.
Baru-baru ini, sebanyak 22 pelaku UMKM dari Tabanan menyelesaikan pelatihan bertajuk “Smart Marketing Revolution: From Traditional to Digital”. Acara ini berlangsung di Bendega Denpasar pada 18 Juli 2025 dan berlangsung selama empat jam.
Program ini adalah bagian dari upaya untuk memberikan bekal kepada para pengusaha lokal agar dapat beradaptasi dalam ekosistem digital yang terus berkembang. Pelatihan ini bertujuan untuk membantu mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga melesat dalam dunia bisnis modern.
Ahmad Reza, Senior Vice President Group Sustainability & Corporate Communication perusahaan telekomunikasi tersebut, menegaskan komitmennya terhadap pengembangan sektor UMKM di Bali. Menurutnya, sektor ini memiliki potensi yang sangat besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Tantangan terbesarnya adalah bagaimana UMKM dapat go digital dan go online,” ujarnya saat membuka pelatihan. Ia menekankan bahwa semangat inovasi harus terus dikejar untuk meningkatkan jangkauan pasar para pelaku usaha.
Pentingnya Digitalisasi bagi UMKM di Bali untuk Pembangunan Ekonomi
Mengacu pada data terkini, digitalisasi menjadi suatu keharusan bagi para pelaku usaha. Dengan adanya lebih dari 221 juta penduduk Indonesia yang terhubung dengan internet, pasar digital menjadi sangat luas dan menjanjikan. Transaksi e-commerce di Indonesia pun meningkat hingga Rp1.101 triliun per tahun, sebuah angka yang menunjukkan betapa besar potensi yang ada.
Namun, sayangnya baru sekitar 30% UMKM di Indonesia yang telah melakukan digitalisasi. Hal ini mencerminkan adanya celah besar yang harus diisi agar UMKM bisa bertahan dan bersaing secara global. Program pelatihan ini bertujuan untuk mengurangi ketertinggalan tersebut.
Dalam pelatihan tersebut, para peserta mendapat materi mengenai strategi pemasaran yang tepat dan bagaimana memanfaatkan kekuatan digital. Ary Pahleivi, SO Corporate Branding and Activation dari perusahaan tersebut, menekankan perbedaan mendasar antara marketing dan sales. Marketing menjadi fondasi penting dalam menciptakan nilai bagi usaha.
Peserta juga diajak untuk memahami konsep baru dalam pemasaran yang mengandalkan media digital. Dengan kemampuan teknologi yang semakin berkembang, pelaku UMKM diajari cara memanfaatkan platform online untuk memperluas jangkauan pasar mereka.
Kecerdasan Buatan sebagai Solusi untuk UMKM Masa Kini
Salah satu fokus utama dalam pelatihan ini adalah pengenalan Kecerdasan Buatan (AI) sebagai alat bantu bagi UMKM. Sabri Rasyid, AVP Eksternal Communication, memposisikan AI sebagai “teman” baru yang dapat membantu para pelaku usaha mengembangkan bisnis mereka secara efisien.
Para peserta diajari berbagai fitur AI yang dapat diakses secara gratis. Dengan teknologi ini, mereka dapat menciptakan konten yang menarik dan merancang iklan yang sesuai untuk media sosial. Salah satu manfaat utama yang ditekankan adalah peningkatan reputasi usaha melalui ulasan positif dan interaksi dengan pelanggan di platform digital.
“Jangan takut memanfaatkan AI, selama masih gratis, ini adalah peluang yang harus dimanfaatkan,” kata Sabri. Dengan harapan, UMKM di Bali dapat lebih produktif dan mampu bersaing tidak hanya di pasar lokal tetapi juga global.
Diharapkan, dengan pelatihan ini, para pelaku UMKM tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diaplikasikan dalam bisnis mereka. Upaya ini berfokus pada penciptaan ekosistem bisnis yang lebih baik dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Masa Depan UMKM di Era Digital: Harapan dan Tantangan
PT Telkom Indonesia berkomitmen untuk terus melanjutkan pelatihan seperti ini di daerah lain di Bali setelah sukses di Bangli dan Tabanan. Tujuannya adalah agar lebih banyak pelaku UMKM yang berdaya saing dan tidak lagi gagap teknologi.
Kesuksesan program pelatihan ini mengindikasikan bahwa ada harapan besar bagi UMKM untuk menjadi lebih adaptif. Digitalisasi bukanlah pilihan, tetapi kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dan daya saing di kancah global.
Para pelaku UMKM diharapkan tidak hanya sekadar mengikuti tren tetapi juga menjadi pionir dalam memanfaatkan potensi digital. Melalui pelatihan yang konsisten dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan UMKM bisa berkembang lebih cepat.
Keberlanjutan usaha menjadi perhatian utama di tengah perubahan pasar dan teknologi. Bisnis yang berorientasi pada keberlanjutan, baik dari segi sosial maupun lingkungan, tentunya akan lebih diterima oleh masyarakat dan konsumen.
Semoga ke depannya, dengan adanya program-program ini, UMKM di Bali dapat meraih kesuksesan yang lebih besar. Setiap usaha yang dilakukan kini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perkembangan ekonomi daerah, sehingga Bali pun semakin dikenal sebagai kawasan bisnis yang inovatif dan berdaya saing tinggi.
