www.rekamfakta.id – Denpasar – Peluncuran buku puisi terbaru berjudul “Belajar Mengaji Pada Ibu” yang ditulis oleh Kardanis Mudawi Jaya, atau yang lebih dikenal dengan nama pena Muda Wijaya, menjadi momen yang dinanti banyak penikmat sastra. Setelah hampir satu dekade vakum sejak karya sebelumnya, “Kalimah”, sang penyair kembali hadir dengan identitas baru yang membawa harapan baru bagi dunia literasi.
Kehadiran Kardanis Mudawi Jaya ke panggung sastra ini bukan sekadar peluncuran buku, tetapi juga menjadi simbol harapan dan rindu atas karya-karya puisi yang menyejukkan jiwa. Karya-karya yang ada dalam buku ini dilihat sebagai perjalanan emosional, menggugah introspeksi bagi pembaca.
Acara peluncuran yang sangat dinanti-nanti ini dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 16 Juli 2025, pukul 19.00 WITA di SD Muhammadiyah 2 Denpasar, Jalan Halmahera. Kesempatan ini merupakan ajang bagi para pecinta sastra untuk menjadi bagian dari sebuah sejarah yang penting dalam perkembangan sastra lokal.
Kolaborasi Memukau: LSB Muhammadiyah Bali dan IPM Bali Bersinergi
Penyelenggaraan acara ini merupakan hasil kerja sama yang kuat antara Lembaga Seni Budaya (LSB) Muhammadiyah Bali dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Bali. Dua organisasi ini menunjukkan komitmen mereka dalam memajukan dunia sastra dan budaya di Pulau Dewata dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing.
Acara ini tidak hanya sekadar peluncuran buku, melainkan juga sebuah perayaan seni yang menggugah estetika dan kepekaan sosial. Keberadaan Muda Wijaya dalam komunitas ini menjadi sebuah kebanggaan dan harapan bagi para penikmat sastra.
Pembahas Kelas Atas: Wayan Jengki Sunarta dan Tatang BSP Siap Menginspirasi!
Pada malam peluncuran ini, para pembaca akan disuguhkan dengan kehadiran Wayan Jengki Sunarta, seorang sastrawan multitalenta yang ilmu dan karyanya telah diakui secara luas. Ia dikenal sebagai figur utama yang aktif dalam berbagai festival sastra di tingkat regional hingga internasional, menjadikannya sumber inspirasi bagi banyak penulis muda.
Bersama Jengki, Tatang BSP juga akan hadir untuk memandu dan memantik diskusi yang menarik. Tatang adalah seorang perupa sekaligus penulis yang telah memamerkan karyanya di mancanegara, sehingga akrab dengan dinamika seni dan kebudayaan yang kompleks.
Dengan kolaborasi yang kuat antara kedua pembahas ini, malam peluncuran diharapkan menjadi sebuah pengalaman yang kaya akan inspirasi dan ide baru bagi semua peserta. Diskusi yang mendalam akan memberikan wawasan segar tentang dunia sastra dan seni.
Belajar Mengaji Pada Ibu: Sebuah Renungan Mendalam Tentang Kehidupan
Di dalam buku “Belajar Mengaji Pada Ibu”, setiap puisi yang ditulis mencerminkan perjalanan pribadi Kardanis Mudawi Jaya, menyentuh berbagai aspek kehidupan yang dilalui. Buku ini diisi dengan puisi-puisi yang dihimpun dari pengalaman langsung serta curahan hati yang dituliskan di berbagai platform media sosial.
Melalui pengantar yang ditulis dalam karya ini, Kardanis menjelaskan betapa dekatnya hubungan antara dirinya dan sosok ibunya. Dalam ungkapannya, ia menjadikan ibunya sebagai tempat belajar dan berpulang, sebuah simbol dari landasan nilai dan norma yang membentuk hidupnya.
Pesan yang terkandung dalam puisi-puisi ini tidak hanya berfokus pada hubungan manusia dengan dirinya sendiri, tetapi juga dengan dunia luar. Melalui penggalian tema universal, Kardanis berusaha untuk menggambarkan tantangan dan keindahan hidup dalam konteks yang lebih luas.
Dakwah Kultural LSB Muhammadiyah Bali: Apresiasi untuk Seniman Berbakat
Dalam konteks dakwah kultural, peluncuran buku ini menjadi langkah penting bagi Lembaga Seni Budaya Muhammadiyah Bali untuk memperkuat identitas seni di masyarakat. Ketua LSB, Nanang Dhuha, menegaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari usaha mereka untuk mendorong sinergi antara seni dan dakwah.
LSB Muhammadiyah Bali berkomitmen untuk menjadi platform bagi pengembangan seni dan budaya sebagai sarana dakwah yang efektif. Melalui peluncuran buku ini, mereka berharap bisa memberikan ruang untuk seniman berbakat menyampaikan karya-karya mereka yang kaya akan makna.
Dengan menggelar acara ini, LSB tidak hanya memberikan apresiasi kepada para seniman, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih menghargai dan mendalami karya seni sebagai bagian dari warisan budaya. Ini adalah wujud nyata dari dukungan yang diberikan kepada seniman dan penulis di lingkungan mereka.
