www.rekamfakta.id – Dalam suatu kejadian yang menegangkan, tim penjinak bom dari Satuan Brimob Polda DIY terpaksa menunda pemusnahan mortir berukuran lebih dari 400 kilogram yang ditemukan di Sleman. Meskipun proses pemusnahan sudah dilakukan empat kali, upaya untuk meledakkan alat peledak ini belum membuahkan hasil, dan keputusan pun diambil untuk melanjutkannya keesokan harinya.
Mortir yang memiliki panjang lebih dari satu meter ini pertama kali ditemukan di halaman rumah warga di Padukuhan Tanjung, Umbulmartani, Ngemplak. Temuan ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat, sehingga perlu dilakukan penanganan yang cepat dan efektif pada situasi ini.
Setelah beberapa kali percobaan, tim akhirnya memutuskan untuk memindahkan lokasi pemusnahan ke Padukuhan Besalen, Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan. Pilihan lokasi ini diambil untuk memastikan keselamatan warga, karena posisinya yang jauh dari permukiman.
Proses Penanganan Bom Yang Menyita Perhatian Warga Sekitar
Proses pemusnahan mortir ini mendapatkan perhatian besar dari masyarakat, terutama karena pengalaman yang dilalui oleh tim. Kapolresta Sleman, Kombes Edy Setyanto Erning Wibowo, berdiskusi dengan tim untuk menemukan cara yang efektif dalam melakukan pemusnahan ini.
Menurut Edy, kondisi di lapangan sangat penting untuk diperhatikan. Keputusan untuk menambah kekuatan peledak dalam upaya pemusnahan berikutnya diambil setelah mengidentifikasi penyebab kegagalan pemusnahan sebelumnya.
Masyarakat turut diperingatkan untuk tidak mendekati lokasi pemusnahan dalam radius 500 meter hingga satu kilometer. Ini adalah tindakan preventif demi keamanan dan keselamatan semua pihak yang terlibat, guna meminimalkan risiko yang mungkin terjadi.
Evakuasi Warga sebagai Langkah Perlindungan yang Proaktif
Dalam rangka memastikan keselamatan warga, sebanyak 21 Kepala Keluarga dari dua padukuhan telah dievakuasi. Evakuasi ini dilakukan untuk melindungi mereka dari kemungkinan bahaya yang bisa muncul selama proses pemusnahan berlangsung.
Para warga yang terdampak, termasuk 7 KK dari Kalurahan Glagaharjo dan 14 KK dari wilayah Wukirsari, ditempatkan sementara di kantor kelurahan dan barak yang disiapkan pemerintah. Dengan dukungan logistik yang dijalankan oleh Dinas Sosial, masyarakat dapat merasa lebih aman selama masa kritis ini.
Meskipun beberapa warga telah diizinkan kembali ke rumah, area di sekeliling lokasi pemusnahan tetap dijaga ketat oleh pihak kepolisian. Keberadaan pasukan keamanan yang siaga adalah langkah penting untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang memasuki wilayah berbahaya saat proses pemusnahan berlangsung.
Pentingnya Keselamatan dalam Menghadapi Situasi Berbahaya
Situasi seperti ini menggarisbawahi betapa pentingnya untuk memiliki rencana darurat dan tindakan cepat saat berhadapan dengan bahan peledak. Tim penjinak bom dilatih untuk menangani situasi berisiko tinggi seperti ini, memungkinkan mereka untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengurangi dampak buruk bagi masyarakat.
Pengalaman ini juga mengingatkan kita bahwa tindakan pencegahan adalah yang terpenting. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses informasi dan evakuasi, pihak kepolisian dapat memastikan bahwa semua orang berada dalam kondisi aman dan nyaman hingga situasi teratasi.
Kepedulian dan tanggung jawab akan keselamatan masyarakat menjadi hal utama yang selalu dijunjung tinggi oleh aparat kepolisian. Kegiatan semacam ini merupakan contoh nyata bagaimana kerjasama antara tim penjinak bom dan masyarakat dapat menyelamatkan banyak jiwa.