www.rekamfakta.id – Semarak kegiatan KKN Tematik di Kelurahan Kramas menyuguhkan pengalaman berharga bagi mahasiswa dan masyarakat. Dalam kolaborasi ini, delapan mahasiswa dari Universitas Diponegoro berupaya meningkatkan kesadaran akan ketahanan pangan melalui metode tanam hidroponik yang ramah lingkungan.
Konsep hidroponik yang diperkenalkan tidak hanya efisien dalam penggunaan lahan, tetapi juga menawarkan cara modern untuk bercocok tanam. Program ‘Hidrokita’ ini bertujuan untuk membantu keluarga mengolah makanan secara mandiri dan berkelanjutan.
Selama kegiatan yang berlangsung antara 1 Juni hingga 10 Juli 2025, mahasiswa melibatkan ibu-ibu PKK dan anggota Karang Taruna sebagai partisipan aktif. Penuh semangat, mereka menjalani dua sesi pelatihan yang disambut antusias oleh masyarakat setempat.
Dengan dimulainya sesi pelatihan pada pukul 08.30 WIB, suasana penuh kebersamaan terasa kental. Peserta diberikan penjelasan mengenai teori hidroponik, manfaatnya, dan teknik-teknik yang diperlukan untuk menerapkannya di rumah masing-masing.
Rafidah Hanin, salah satu mahasiswa KKN, memulai sesi dengan menjelaskan penggunaan rockwool sebagai media tanam. Materi tersebut disampaikan dengan lugas, disertai demonstrasi langsung yang meningkatkan pemahaman peserta.
Penejelasan mengenai cara penanaman bibit sawi dan selada dengan menggunakan sistem hidroponik sederhana ini membuat para peserta semakin tertarik. Rafidah menekankan bahwa kedua jenis tanaman tersebut sangat cocok untuk pemula.
Ela, salah satu anggota Karang Taruna, mengungkapkan kegembiraannya setelah mengikuti sesi tersebut. Ia menyatakan, “Belajar hidroponik ternyata menyenangkan dan bisa dilakukan dalam skala kecil di rumah.”
Persiapan untuk program ‘Hidrokita’ ini dilakukan jauh sebelum pelaksanaan. Tim mahasiswa melakukan survei untuk menentukan kebutuhan peralatan dan media tanam yang tepat.
Pembelian bibit yang berkualitas dan uji coba penanaman prior kepada masyarakat menjadi langkah strategis untuk memastikan keberhasilan program. Dengan persiapan matang, tim terus berupaya menjamin kegiatan dapat berjalan lancar.
Kerjasama antara mahasiswa dan masyarakat dalam menentukan teknik penanaman dan perawatan menjadi pilar utama dalam program ini. Para peserta tidak hanya belajar, tetapi juga terlibat langsung dalam seluruh proses.
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat tentang Hidroponik
Dampak dari program ini bermanfaat secara sosial, meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan berkebun. Kegiatan ini juga mempromosikan pemahaman akan pentingnya ketahanan pangan lokal di tengah tantangan yang ada.
Dengan media sosial sebagai alat kampanye, dokumentasi setiap langkah kegiatan dilakukan untuk disebarluaskan. Hal ini bertujuan untuk memotivasi lebih banyak individu lain untuk terlibat dalam pertanian urban.
Raina, mahasiswa lainnya, menambahkan, “Kami juga ingin menciptakan jejak positif yang dapat memengaruhi generasi selanjutnya untuk lebih peduli terhadap kebun rumah tangga.”
Menurutnya, kegiatan seperti ini mendorong masyarakat untuk aktif dalam menciptakan pola hidup sehat melalui pertanian berkelanjutan. Inisiatif ini bukan hanya proyek akademik, tetapi juga bentuk pengabdian nyata kepada masyarakat.
Melalui berbagai pelatihan ini, mahasiswa berperan sebagai agen perubahan yang positif, sekaligus menjembatani pengetahuan akademis dengan praktik nyata di lapangan. Semangat kewirausahaan dan keberlanjutan menjadi benang merah dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
Menjalin Kolaborasi Antar Generasi
Partisipasi aktif dari berbagai kalangan membuat program ini lebih berarti. Kerjasama antar generasi terlihat jelas ketika sesi praktikum berlangsung dengan semangat kekeluargaan dan kebersamaan.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa dan masyarakat bersatu untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu ketahanan pangan. Ketika generasi muda dan orang tua bekerja sama, proses transfer pengetahuan dapat berlangsung dengan lebih efektif.
Partisipasi aktif dari anggota PKK dan Karang Taruna menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa. Keterlibatan mereka memperlihatkan bahwa banyak orang yang ingin belajar dan mengembangkan keterampilannya.
Pertukaran ide dan pengalaman antara mahasiswa dan masyarakat lokal menciptakan suasana belajar yang interaktif. Dalam proses ini, muncul rasa saling menghargai yang semakin menguatkan persatuan sosial di masyarakat.
Program ‘Hidrokita’ ini menunjukkan bahwa kolaborasi dapat menimbulkan dampak positif yang luas, baik secara individu maupun komunitas secara keseluruhan. Semua pihak diharapkan dapat membawa perubahan berarti bagi lingkungan sekitar.
Harapan untuk Kemandirian Pangan di Masyarakat
Penekanan pada kemandirian pangan menjadi salah satu agenda utama dari program ini. Melalui hidroponik, diharapkan lebih banyak keluarga yang mampu mengelola dan memproduksi makanan sendiri.
Hal ini pada gilirannya dapat mengurangi ketergantungan pada sumber pangan dari luar, sekaligus meningkatkan gizi keluarga. Masyarakat diharapkan untuk tidak hanya menanam, tetapi juga mengembangkan pengetahuan tentang pertanian yang berkelanjutan.
Tantangan selanjutnya adalah untuk memastikan bahwa minat belajar ini tidak berakhir di sini. Edukasi berkelanjutan dan pendampingan yang konsisten diperlukan untuk menjaga momentum yang telah dibangun.
Harapan besar untuk program ini adalah dapat berlanjut dan dijadikan model bagi kelurahan lain. Jika dikelola dengan baik, program ini berpotensi menciptakan perubahan yang signifikan secara luas.
Dalam konteks yang lebih luas, ‘Hidrokita’ menjadi simbol gerakan menuju ketahanan pangan yang melibatkan peran aktif warga. Melalui kegiatan bersama, masyarakat tidak hanya belajar, tetapi juga merasakan manfaat nyata dari usaha mereka.