www.rekamfakta.id – Banyuwangi – Dalam gelapnya malam Selasa (2/7), harapan sempat memudar ketika KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di tengah arus Selat Bali. Namun, fajar membawa kabar keajaiban—empat penumpang ditemukan selamat di Perairan Cekik Bali setelah bertahan menggunakan sekoci kapal. Mereka ditemukan pukul 05.15 WITA, lelah namun hidup, menggenggam keberanian dalam dinginnya laut.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit P.H., S.IP., M.M., selaku Koordinator Misi SAR, mengungkapkan bahwa keempat korban kini berada di kantor BPTD Gilimanuk untuk dimintai keterangan. Mereka adalah Saroji (47), Mansur (40), dan Romi Alga Hidayat—tiga warga Blimbingsari Banyuwangi—serta Sandi (44) dari Genteng Banyuwangi.
Di balik kabar bahagia ini, Tim SAR Gabungan masih berjibaku di laut, berusaha menjemput harapan lainnya yang hilang dalam tragedi. Operasi pencarian melibatkan kekuatan lintas instansi: Basarnas Surabaya, Pos SAR Banyuwangi dan Jembrana, Polairud, TNI AL, Brimob, Syahbandar, hingga relawan dari berbagai penjuru Banyuwangi dan Gilimanuk.
Hari ini, Kamis (3/7), KN SAR 249 Permadi diberangkatkan dari Dermaga Distrik Navigasi Tanjung Perak Surabaya menuju lokasi pencarian. Dengan 13 kru dan misi penuh harapan, kapal ini diperkirakan tiba di Selat Bali pukul 14.30 WIB.
Peristiwa tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga penumpang dan masyarakat setempat. Pandangan masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya kini terfokus pada upaya penyelamatan yang sedang berlangsung dan harapan akan ditemukannya penumpang lain yang belum ditemukan.
Kronologi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali
KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di perairan yang terkenal dengan arusnya yang kuat. Sebelum tenggelam, kapal ini diketahui mengalami gangguan teknis sehingga mengakibatkan kehilangan kendali.
Pilot yang bertanggung jawab atas kapal sempat melakukan berbagai upaya untuk menjaga kestabilan. Namun, kondisi cuaca yang buruk dan gelombang tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi kru kapal.
Setelah menerima laporan tenggelamnya kapal, tim penyelamat langsung dikerahkan ke lokasi kejadian. Tindakan cepat ini sangat penting agar proses pencarian bisa dilakukan dengan segera, mengingat cuaca yang tak menentu di laut.
Kapal-kapal lain yang berada di sekitar lokasi juga membantu dalam pencarian. Mereka berusaha maksimal untuk memberikan pertolongan bagi penumpang yang terjebak, serta memberikan informasi yang dibutuhkan oleh tim SAR.
Situasi menjadi semakin mendeskati ketika berbagai instansi mulai berkolaborasi dalam upaya pencarian dan penyelamatan. Dukungan dari berbagai pihak menjadi sangat vital untuk menggulirkan harapan bagi keluarga para penumpang.
Upaya Tim SAR dalam Mencari Korban Lain yang Belum Ditemukan
Tim SAR Gabungan yang terdiri dari berbagai instansi berfokus pada keselamatan dan pencarian korban lainnya. Mereka menyusuri wilayah perairan dengan menggunakan kapal serta peralatan canggih guna mendeteksi posisi korban.
Setiap orang yang terlibat dalam misi pencarian ini menyadari betapa pentingnya kerja sama dan koordinasi dalam situasi yang krusial. Masing-masing personel memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan dengan baik demi keselamatan jiwa.
Operasi pencarian berlangsung dalam beberapa shift, mengingat waktu sangatlah berharga. Tim terus berusaha meskipun menghadapi berbagai kendala, seperti cuaca buruk dan arus kuat di lautan.
Relawan dari masyarakat lokal juga ikut berkontribusi dalam upaya pencarian ini. Kehadiran mereka menambah semangat dan menunjukkan rasa solidaritas terhadap para penumpang dan keluarga yang membutuhkan bantuan.
Proses pencarian yang intensif ini diharapkan dapat membuahkan hasil yang positif. Harapan hidup terus menerus dibangun di antara tim SAR dan keluarganya, yang menanti kabar baik mengenai anggota keluarga yang hilang.
Dampak Sosial dan Emosional terhadap Keluarga Korban
Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya bukan hanya berdampak pada fisik, tetapi juga emosional dan sosial bagi keluarga korban. Mereka mengalami ketidakpastian yang besar sambil menanti kabar tentang anggota keluarga mereka yang hilang.
Air mata dan harapan bersatu saat keluarga berkumpul di pangkalan SAR. Di tempat itu, harapan dan ketakutan bersaing dalam pikiran dan perasaan mereka, menanti berita apapun, baik yang baik maupun buruk.
Masyarakat Banyuwangi menjadi lebih dekat dalam situasi seperti ini. Solidaritas yang ditunjukkan masyarakat semakin memperkuat rasa persatuan, meskipun situasi penuh dengan ketegangan.
Pendukung psikologis dihadirkan untuk memberikan bimbingan kepada keluarga korban. Mereka berusaha membantu para keluarga melewati masa-masa sulit ini, memberikan dukungan emosional yang sangat penting.
Setiap langkah pencarian menjadi peringatan akan bahaya laut dan pentingnya keselamatan saat berlayar. Kesadaran ini diharapkan dapat mendorong regulasi yang lebih ketat dalam operasi pelayaran demi keselamatan semua penumpang.