www.rekamfakta.id – Di jantung seni budaya Indonesia, Bali, sebuah perayaan megah digelar yang tak hanya menyuguhkan pertunjukan, tetapi juga memperkuat jati diri masyarakat. Pesta Kesenian Bali (PKB) menjadi momen tahunan yang dihormati, menampilkan warisan dan kreativitas yang tak terhingga dari berbagai generasi seniman. Dalam rangkaian acara ini, masyarakat merasakan kehangatan budaya yang mengalir di setiap sudut pulau dewata.
Pembukaan Pesta Kesenian Bali XLVII diadakan di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali, pada Sabtu malam yang dipenuhi semarak. Tidak hanya menarik perhatian warga setempat, acara ini juga mengundang pengunjung dari luar daerah, yang ingin menyaksikan keindahan seni dan budaya Bali secara langsung.
Dalam suasana yang penuh kebanggaan, Gubernur Bali, Wayan Koster, mengungkapkan komitmen pemerintah untuk melestarikan dan memajukan seni budaya lokal. Beliau menganggap bahwa seni dan budaya tidak hanya merupakan warisan, tetapi juga kekuatan yang menyatukan masyarakat Bali.
Ucapan gubernur ini menjadi gambaran optimisme terhadap masa depan seni lokal, di mana generasi muda dapat terus terlibat secara aktif. Keterlibatan ini menjadi tanda bahwa budaya Bali akan tetap hidup dan berkembang, sejalan dengan perubahan zaman.
Harmoni Lintas Generasi dan Keterlibatan Masyarakat
PKB tahun ini menampilkan keberagaman seni yang berakar pada kearifan lokal. Setiap penampilan kelompok seni tidak hanya menunjukkan kekayaan budaya daerah, tetapi juga menciptakan komposisi yang harmonis antara generasi tua dan muda. Mereka berkolaborasi, saling mendukung di atas panggung, menampilkan seni yang dinamis dan kaya makna.
Keterlibatan masyarakat dalam acara ini sangat luar biasa. Panggung Ardha Candra dipenuhi penonton setiap malamnya, menunjukkan betapa besarnya kecintaan mereka terhadap seni dan budaya. Ini membuktikan bahwa meskipun zaman berubah, cinta terhadap seni tetap terjaga dan terus hidup dalam hati masyarakat Bali.
Gubernur Koster menyakini bahwa kekuatan budaya Bali merupakan aset berharga bagi dunia pariwisata. Keunikan seni dan tradisi menjadi daya tarik utama, sekaligus penopang ekonomi yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Bali mempertahankan statusnya sebagai provinsi dengan dua event seni terpenting di Indonesia, memberi ruang bagi para seniman untuk mengeksplorasi karya-karya baru.
Dalam pandangannya, menjaga dan merawat budaya menjadi satu-satunya pilihan untuk memastikan keberlanjutan seni Bali. Melalui dua panggung besar, seniman mendapatkan peluang untuk menciptakan karya inovatif yang berkualitas dan menarik perhatian lebih banyak orang.
Dampak Ekonomi Kreatif dan Kisah Inspiratif dari UMKM
PKB XLVII bukan hanya tentang keindahan seni, tetapi juga berfungsi sebagai mesin penggerak bagi ekonomi kreatif. Acara ini memberikan peluang bagi para pelaku UMKM untuk mengenalkan produk mereka kepada publik secara luas. Kisah sukses banyak UMKM selama PKB menunjukkan betapa pentingnya acara ini bagi kesejahteraan komunitas lokal.
Misalnya, Gede Yuta, seorang pedagang kuliner yang menjual laklak Bali, meraih kesuksesan luar biasa berkat pameran gratis di acara tersebut. Dengan omset hampir mencapai Rp 100 juta, Gede merasakan dampak positif dari festival ini pada usahanya.
Begitu juga dengan I Wayan Karmen, yang menjual keben wayang dari Bangli. Ia melaporkan omset fantastis hingga Rp 161 juta, menunjukkan betapa PKB dapat membangkitkan semangat kewirausahaan di kalangan pelaku UMKM. Interaksi langsung antara pengunjung dan penjual semakin memperkuat hubungan mereka, menciptakan kesempatan baru bagi pertumbuhan ekonomi.
Loyalitas Penonton dan Penghargaan bagi Pelestari Seni
Antusiasme masyarakat dalam mengikuti setiap pertunjukan di PKB sangat mencolok. Salah satu pengunjung setia, I Ketut Rasmini, menyatakan kebahagiaannya bisa hadir setiap hari dan menikmati arena seni yang beragam. Dengan usianya yang sudah 83 tahun, Rasmini mengapresiasi kualitas pertunjukan tahun ini yang semakin tinggi, serta kesempatan untuk berinteraksi dengan para seniman dan pelaku budaya.
Puncak acara PKB juga diwarnai dengan momen-momen istimewa, di mana sembilan seniman dianugerahi Penghargaan Adi Sewaka Nugraha atas dedikasi mereka dalam melestarikan seni budaya Bali. Penghargaan ini adalah bentuk pengakuan terhadap usaha dan kontribusi mereka dalam menjaga warisan budaya bagi generasi mendatang.
Malam penutupan disemarakkan dengan pementasan kolaboratif yang memukau antara Sanggar Seni Kokar Bali dan SMKN 3 Sukawati. Acara ini dihadiri oleh banyak tokoh penting, termasuk pejabat daerah, budayawan, dan masyarakat yang mengakui betapa vitalnya seni dalam mengikat masyarakat Bali.
Seni dan budaya Bali semakin menjadi denyut nadi yang mengikat berbagai elemen masyarakat. Melalui acara-acara seperti PKB, Bali menunjukkan bahwa kekayaan budaya dan tradisi tidak hanya bisa dipertahankan, tetapi juga diperkaya dengan inovasi dan kolaborasi. Ini adalah langkah maju bagi Bali untuk menghadapi tantangan global tanpa kehilangan identitasnya yang kaya.