• Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Minggu, 3 Agustus 2025
  • Login
No Result
View All Result
Rekamfakta.id
  • Home
  • Nasional
  • Regional
  • Baliraya
  • Iptek
  • Otomotif
  • Home
  • Nasional
  • Regional
  • Baliraya
  • Iptek
  • Otomotif
No Result
View All Result
Rekamfakta.id
No Result
View All Result

Festival Desa Panglipuran XII 2025 Samskerti Bhumi Jana dan Harmoni Abadi Resmi Dibuka

Festival Desa Panglipuran XII 2025 Samskerti Bhumi Jana dan Harmoni Abadi Resmi Dibuka

BacaJuga

Gelora Budaya di Pupuan: Festival Bantiran ke-2 Semangat dan Kekayaan Lokal

Gelora Budaya di Pupuan: Festival Bantiran ke-2 Semangat dan Kekayaan Lokal

Karantina Bali Tanggapi Keluhan Warga Gilimanuk dengan Responsif dan Bertanggung Jawab

Karantina Bali Tanggapi Keluhan Warga Gilimanuk dengan Responsif dan Bertanggung Jawab

www.rekamfakta.id – Bangli, Desa Panglipuran adalah sebuah permata budaya di Bali yang telah dikenal secara internasional. Baru-baru ini, desa ini dengan bangga membuka Festival Desa Panglipuran XII pada 10 Juli 2025, yang menandai komitmennya dalam mempromosikan warisan budaya dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Festival ini berlangsung dari 10 hingga 12 Juli dan menawarkan pengalaman yang mendalam bagi setiap pengunjung. Dengan tema “Samskerti Bhumi Jana, Harmoni Menuju Pariwisata Berkelanjutan dan Inklusif,” festival ini menggugah kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya dan tradisi yang ada.

Wayan Sumiarsa, selaku Kepala Pengelola Desa Wisata Panglipuran, mengungkapkan bahwa festival ini merupakan ungkapan syukur atas berkah yang diberikan. Lebih dari itu, festival ini bertujuan untuk mengajak dunia bersatu dalam upaya melestarikan warisan leluhur untuk generasi mendatang.

Festival ini tidak hanya menjadi perayaan budaya, tetapi juga ruang edukasi yang mengedepankan seni dan promosi pariwisata berbasis masyarakat. Sumiarsa menekankan bahwa acara ini sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana, yang menyoroti pentingnya harmonisasi antara manusia, alam, dan Tuhan.

Dengan menggelar festival ini, Desa Panglipuran berharap dapat menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Sumiarsa juga mengajak semua orang untuk bersama-sama menjaga kelestarian seni dan budaya demi warisan yang berharga bagi masa depan.

Desa Panglipuran telah diakui sebagai salah satu desa terbersih di dunia dan pada tahun 2024, jumlah pengunjungnya mencapai lebih dari satu juta orang. Rata-rata, desa ini menerima sekitar 2.652 pengunjung setiap harinya, menunjukkan bahwa festival ini sudah mendapatkan perhatian yang cukup signifikan.

Melalui agenda rutin festival tahunan ini, diharapkan jumlah kunjungan wisatawan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Desa ini berkomitmen untuk menjadi salah satu tujuan wisata terfavorit baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Dengan tata ruang tradisional yang khas serta arsitektur adat yang otentik, Desa Panglipuran menjadi model pariwisata berkelanjutan yang berbasis masyarakat.

Pentingnya Melestarikan Budaya dan Tradisi di Era Modern

Dalam era globalisasi saat ini, melestarikan budaya dan tradisi lokal menjadi semakin krusial. Hal ini karena budaya merupakan identitas suatu daerah yang harus dijaga agar tidak punah. Festival Desa Panglipuran menjadi contoh nyata di mana budaya lokal dipromosikan dan diapresiasi dengan cara yang menyenangkan.

Melalui festival ini, pengunjung bisa merasakan langsung tradisi masyarakat setempat. Interaksi ini menciptakan ruang bagi generasi muda untuk mengenal dan menghargai budaya mereka sendiri.

Desa Panglipuran pun memanfaatkan teknologi untuk menarik perhatian wisatawan. Promosi melalui media sosial dan platform digital lainnya membantu menyebarluaskan informasi mengenai festival. Ini tentu meningkatkan daya tarik desa sekaligus menjadikan desa ini lebih dikenal di dunia internasional.

Keterlibatan masyarakat lokal dalam penyelenggaraan festival juga sangat penting. Ini tidak hanya memberikan pengalaman langsung kepada mereka tentang bagaimana cara mengelola acara, tetapi juga memperkuat rasa kepemilikan terhadap budaya yang ada.

Festival ini merupakan sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melestarikan budaya. Dengan demikian, diharapkan masyarakat akan lebih peduli dan berkontribusi dalam menjaga tradisi yang ada.

Peran Festival Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal

Festival Desa Panglipuran XII juga berkontribusi besar pada perekonomian lokal. Keberadaan wisatawan yang datang untuk berpartisipasi dalam festival akan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat. Terlebih lagi, banyak usaha kecil dan menengah yang bermunculan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.

Usaha seperti penjual makanan lokal, kerajinan tangan, dan berbagai atraksi budaya menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial tetapi juga kesempatan bagi pengrajin lokal untuk mempromosikan produknya.

Selain itu, festival ini mendorong adanya kerjasama antar berbagai pihak, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat. Kerjasama yang baik ini menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

Melalui festival, pemerintah juga dapat menanamkan kesadaran mengenai pariwisata yang ramah lingkungan. Edukasi tentang pentingnya menjaga alam bisa menjadi bagian dari agenda festival tersebut.

Dengan berbagai manfaat yang ada, festival ini tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi kekuatan pendorong bagi ekonomi lokal. Ekonomi yang berkelanjutan akan memungkinkan masyarakat untuk terus menjaga warisan budaya dan lingkungan yang telah ada.

Implementasi Tri Hita Karana Dalam Festival Desa Panglipuran

Filosofi Tri Hita Karana menjadi landasan dalam penyelenggaraan Festival Desa Panglipuran. Tiga pilar utama dalam filosofi ini adalah hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Dengan konsep ini, festival diharapkan dapat mencapai tujuan yang lebih luas.

Sumiarsa menyatakan bahwa filosofi ini membimbing orang-orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam konteks festival, ini berarti setiap elemen yang terlibat harus disinergikan untuk menciptakan pengalaman yang harmonis.

Penyelenggara festival berusaha memastikan bahwa semua aspek, mulai dari atraksi, kuliner, hingga seni, mencerminkan nilai-nilai Tri Hita Karana. Dengan begitu, setiap pengunjung dapat merasakan kedamaian dan keindahan yang menjunjung tinggi tradisi.

Selain itu, festival ini juga menyajikan momen di mana masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Edukasi mengenai praktik-praktik ramah lingkungan dapat dipromosikan melalui berbagai kegiatan yang diadakan.

Melalui implementasi nilai-nilai ini, festival Desa Panglipuran tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi medium untuk menanami kesadaran akan pentingnya harmoni dalam kehidupan. Ini diharapkan dapat menginspirasi pengunjung untuk membawa nilai-nilai positif kembali ke komunitas mereka masing-masing.

Previous Post

Membangun Perbatasan Humanis dan Ekonomis Atambua-Timor Leste

Next Post

Kopi Lokal Hangatkan Liburan Sekolah dengan 750 Cangkir Gratis di Stasiun Yogyakarta

Rekomendasi

Anies Baswedan Guncang UGM: Konsistensi Untuk Rakyat adalah Kunci!

Anies Baswedan Guncang UGM: Konsistensi Untuk Rakyat adalah Kunci!

Hidrokita Kramas: Mahasiswa KKN Undip Serukan Hidroponik Solusi Ketahanan Pangan Keluarga

Hidrokita Kramas: Mahasiswa KKN Undip Serukan Hidroponik Solusi Ketahanan Pangan Keluarga

Kejati DIY Geledah Diskominfo Sleman Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth dan Sewa DRC

Kejati DIY Geledah Diskominfo Sleman Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth dan Sewa DRC

Adenanta Putra Angkat Bendera Merah Putih di Podium ARRC Jepang

Adenanta Putra Angkat Bendera Merah Putih di Podium ARRC Jepang

Percepat Transformasi Digital Flores dengan Puluhan Infrastruktur Jaringan Baru

Percepat Transformasi Digital Flores dengan Puluhan Infrastruktur Jaringan Baru

Misteri Kematian Diplomat Kemlu: Spekulasi TPPO Kamboja Terbantah, Keluarga Minta Transparansi

Misteri Kematian Diplomat Kemlu: Spekulasi TPPO Kamboja Terbantah, Keluarga Minta Transparansi

Polemik Stadion Maguwoharjo: Sultan HB X Tegaskan Tidak Ada Monopoli untuk PSIM

Polemik Stadion Maguwoharjo: Sultan HB X Tegaskan Tidak Ada Monopoli untuk PSIM

Sidebar

Kategori

  • Baliraya
  • Iptek
  • Nasional
  • Otomotif
  • Regional
Rekamfakta.id

© 2025 rekamfakta.id – Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Navigate Site

  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Regional
  • Baliraya
  • Iptek
  • Otomotif

© 2025 rekamfakta.id – Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In