www.rekamfakta.id – Denpasar – Kegiatan yang menggugah minat generasi muda terhadap arsitektur kembali terlihat dalam gelaran Architect for Kids 2025. Acara edukatif yang digelar untuk ke-22 kalinya ini berlangsung di Danes Art Veranda pada Sabtu, 5 Juli 2025, dan ditujukan untuk anak-anak berusia 5 hingga 12 tahun.
Penyelenggaraan workshop ini merupakan hasil pemikiran kreatif oleh arsitek populer Bali, Nyoman Popo Priyatna Danes. Melalui kegiatan ini, Popo Danes bertujuan untuk mengenalkan dunia arsitektur dan desain sejak usia dini kepada anak-anak.
Lebih jauh, acara ini juga membawa dimensi sosial dalam bentuk perhatian terhadap kesehatan mental anak-anak. Dengan memberikan ruang bagi kreativitas dan rekreasi, workshop ini diharapkan dapat menjadi penyeimbang dalam tekanan akademik yang sering dialami oleh anak-anak saat ini.
Di tahun ini, Architect for Kids 2025 mengangkat tema yang sangat relevan: isu lingkungan dan permasalahan sampah. Popo Danes menyatakan bahwa keberlanjutan dan pembangunan yang baik harus selalu diperhatikan dalam proses desain.
Bertajuk “Architects Who Save The Town,” workshop menghadirkan tema inspiratif “Rebuild Our Town Workshop – Together We Build, Together We Save!”. Ini menjadi kesempatan bagi anak-anak untuk memahami lebih dalam tentang tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.
Konsep pembelajaran interaktif yang diterapkan dalam workshop ini mencakup aktivitas langsung dan elemen gamifikasi. Anak-anak tidak hanya belajar, tetapi juga terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang menyenangkan.
Panduan kegiatan berasal dari tim desainer di Popo Danes Architect dan Melati Danes Interior, yang berkomitmen untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang berkualitas. Selain memperkenalkan profesi arsitek, tujuan utamanya adalah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Berbagai Tantangan dalam Workshop untuk Anak-Anak
Anak-anak akan diminta untuk berperan sebagai “Arsitek Penyelamat Kota” dalam serangkaian tantangan yang menarik. Tantangan pertama, “Crack and Sort” (Memilah dan Memecahkan), mengajak mereka untuk memilah sampah dan memahami jenis-jenis material yang bisa didaur ulang.
Tantangan utama dalam workshop adalah “Build Our Town” (Membangun Kota Kita), di mana anak-anak akan menggunakan material yang telah mereka kumpulkan untuk membuat sebuah konsep kota. Kegiatan ini memberikan mereka kesempatan untuk berimajinasi dan menciptakan desain yang mereka inginkan.
Kegiatan ini tak hanya ditujukan untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Dengan cara yang menyenangkan, anak-anak belajar untuk menghargai lingkungan sekitar semenjak dini.
Pengalaman menyenangkan seperti ini diyakini mampu menciptakan kenangan manis yang akan terus terukir dalam ingatan anak-anak. Selain itu, diharapkan mereka akan terinspirasi untuk lebih mendalami bidang arsitektur dan seni.
Membangun Kesadaran Lingkungan Sejak Dini
Architect for Kids 2025 berperan penting dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya lingkungan di kalangan anak-anak. Melalui interaksi langsung dengan material dan tantangan yang menarik, mereka diajarkan untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi yang kreatif.
Guru-guru dan orang tua juga didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Dengan memberikan dukungan dan bimbingan, mereka dapat memperkuat pembelajaran yang dihasilkan selama workshop. Sebagai hasilnya, anak-anak tidak hanya menjadi lebih sadar lingkungan, tetapi juga memiliki keterampilan kreatif yang dapat bermanfaat di masa depan.
Penting untuk menyadari bahwa pendidikan tentang lingkungan sangatlah penting. Dengan pengetahuan yang tepat, generasi mendatang akan dapat menghadapi tantangan yang lebih besar terkait perubahan iklim dan keberlanjutan.
Impian dan Harapan untuk Masa Depan Arsitektur
Popo Danes berharap bahwa Architect for Kids 2025 dapat memupuk ide dan gagasan inovatif di bidang arsitektur. Ia percaya bahwa anak-anak yang berpartisipasi dalam acara ini akan menjadi generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan dan peka terhadap isu sosial.
Dalam konteks ini, arsitektur bukan hanya sekedar tentang bangunan; tetapi juga tentang menciptakan ruang yang berguna dan berkelanjutan. Dengan mengajarkan anak-anak tentang prinsip-prinsip desain yang ramah lingkungan, mereka diharapkan dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih baik.
Oleh karena itu, Architect for Kids bukan hanya sebuah event biasa, tetapi juga merupakan bagian dari gerakan yang lebih besar untuk membangun kesadaran sosial. Melalui aktivitas kreatif dan pendidikan yang tepat, diharapkan anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Dengan harapan tinggi dan semangat yang membara, Popo Danes dan seluruh tim berkomitmen untuk mengembangkan inisiatif ini di masa mendatang. Architect for Kids 2025 bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari banyak langkah luar biasa yang bisa diambil untuk menciptakan dunia yang lebih baik.