• Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Kamis, 21 Agustus 2025
  • Login
No Result
View All Result
Rekamfakta.id
  • Home
  • Nasional
  • Regional
  • Baliraya
  • Iptek
  • Otomotif
  • Home
  • Nasional
  • Regional
  • Baliraya
  • Iptek
  • Otomotif
No Result
View All Result
Rekamfakta.id
No Result
View All Result

Kisruh SPBK Bandara Ngurah Rai Dilaporkan ke Kejaksaan Agung

Kisruh SPBK Bandara Ngurah Rai Dilaporkan ke Kejaksaan Agung

BacaJuga

Usulan Kenaikan Kelas Kantor Imigrasi Atambua untuk Perkuat Pengawasan Perbatasan

Usulan Kenaikan Kelas Kantor Imigrasi Atambua untuk Perkuat Pengawasan Perbatasan

Perda Kawasan Tanpa Rokok Jakarta Terhambat, Apa Penyebabnya?

Perda Kawasan Tanpa Rokok Jakarta Terhambat, Apa Penyebabnya?

www.rekamfakta.id – Kisruh pengadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Khusus (SPBK) di Bandara Ngurah Rai semakin memanas, menyisakan banyak tanya di kalangan masyarakat. Dugaan praktik tidak wajar dalam proses lelang lahan usaha membuat sejumlah aktivis merasa semakin gelisah dan terpanggil untuk bertindak.

Puncaknya, pada Rabu, 2 Juli, Aliansi Mahasiswa Penegak Hukum (AMPH) dan Koprabu menggalang aksi demonstrasi besar-besaran. Mereka berkumpul di depan Kejaksaan Agung RI di Jakarta, membawa tuntutan keadilan untuk Koperasi Karyawan Angkasa Pura (Kokapura) yang terancam kehilangan lahan usahanya.

Sekitar 150 aktivis dari kedua organisasi tersebut meneriakkan keprihatinan mereka atas nasib Kokapura, yang telah berkontribusi banyak bagi perekonomian nasional. Tuntutan mereka adalah agar pemerintah menunjukkan kepedulian yang lebih besar terhadap keberlangsungan koperasi yang selama ini berjuang untuk rakyat.

Koperasi tersebut saat ini menghadapi ancaman dari pengelola Bandara Ngurah Rai dan perusahaan BUMN yang berencana untuk menghentikan operasional tanpa alasan yang jelas. Dalam kondisi perjanjian yang masih aktif, PT Angkasa Pura Indonesia justru membuka proses lelang sepihak yang berpotensi merugikan Kokapura.

Situasi ini semakin mencurigakan ketika muncul kabar bahwa satu perusahaan swasta disebut-sebut sebagai pemenang dalam lelang tersebut. Ini menunjukkan adanya dugaan pelanggaran hukum yang perlu diselidiki lebih lanjut oleh pihak berwenang.

Oleh karena itu, AMPH menyatakan sikap tegas dan menyuarakan dugaan pelanggaran hukum serta etika bisnis terkait situasi ini. Mereka meminta Kejaksaan Agung untuk mengusut semestinya nota dinas yang dikeluarkan oleh salah satu pejabat di PT Angkasa Pura.

“Kami mendesak Kejaksaan Republik Indonesia untuk segera memanggil Direktur Utama PT Angkasa Pura untuk menjelaskan proses perjanjian yang telah terjadi,” ungkap Sahri, salah satu perwakilan AMPH. Tuntutan ini bertujuan agar pihak perusahaan bertanggung jawab atas kebijakan yang diambilnya.

Aktivis juga meminta agar PT Angkasa Pura menghentikan proses lelang tersebut. Mereka menghimbau agar perusahaan mematuhi regulasi perkoperasian yang telah ditetapkan, demi melindungi hak koperasi yang sudah ada.

Aktivis mengacu pada Pasal 63 UU No. 25 Tahun 1992 tentang Koperasi. Pasal ini menegaskan bahwa usaha yang telah dijalankan oleh koperasi tidak boleh dilaksanakan oleh pihak lain tanpa adanya izin atau persetujuan.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak PT Angkasa Pura terkait permasalahan ini. Komunikasi dari Humas Angkasa Pura, Risto Hanggoro, menyatakan, “Mohon waktu ya,” ketika dikonfirmasi oleh wartawan tentang aksi demonstrasi yang dilakukan oleh AMPH dan Koprabu.

Polemik di Balik Pengelolaan Bandara Ngurah Rai yang Membuka Peluang Penyelewengan

Di tengah berjalannya proses lelang, banyak pihak mulai mempertanyakan pengelolaan Bandara Ngurah Rai yang dinilai kurang transparan. Ada anggapan bahwa pengelola bandara mengabaikan prinsip-prinsip keadilan sosial dalam mengelola lahan usaha.

Praktik semacam ini tidak hanya mencederai semangat koperasi, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif pada perekonomian lokal. Jika koperasi yang sudah terjalin baik hilang, banyak karyawan yang akan kehilangan pekerjaan.

Organisasi-organisasi pro-koperasi berpendapat bahwa pemerintah seharusnya melindungi usaha-usaha milik masyarakat kecil. Mereka menganggap langkah yang diambil oleh PT Angkasa Pura merupakan langkah mundur bagi program pemberdayaan ekonomi lokal.

Dalam banyak kasus, kegagalan untuk menjalankan regulasi yang telah ada dapat menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar. Hal ini berpotensi memicu ketidakpuasan dalam masyarakat yang sudah lama berjuang untuk mendapatkan haknya secara adil.

Lembaga-lembaga yang berwenang harus mengambil tindakan kompleks untuk menjamin keadilan dalam proses lelang ini. Upaya tersebut tidak hanya sekadar untuk memberantas praktik korupsi, tetapi juga untuk menjaga kepercayaan publik terhadap sistem hukum yang ada.

Peran Koperasi dalam Perekonomian dan Dampaknya bagi Masyarakat Lokal

Koperasi memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian rakyat, termasuk dalam sektor lapangan kerja. Ketika koperasi tumbuh, kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekonomi lokal juga akan meningkat.

Konsep koperasi berakar pada upaya menciptakan kesejahteraan untuk semua anggotanya. Oleh sebab itu, setiap tindakan yang merugikan koperasi tak hanya melukai kelompok tersebut, tetapi juga seluruh komunitas yang tergantung padanya.

Melalui pengelolaan yang baik, koperasi dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam mengakses berbagai sumber daya. Ini menciptakan lapangan kerja dan mendorong perkembangan ekonomi yang lebih lokal.

Namun, dengan adanya ancaman terhadap keberlangsungan operasi koperasi seperti Kokapura, dampak negatif yang dihadapi bisa sangat nyata. Hal ini tidak hanya akan merugikan anggota koperasi, tetapi juga ikut mempengaruhi ekonomi masyarakat sekitar.

Karena itu, penting untuk mengevaluasi kembali keputusan-keputusan yang diambil oleh pihak pengelola bandara. Mereka perlu mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan dampak sosial dari setiap langkah yang diambil.

Menanti Tindakan Konkret dari Pihak Berwenang dan Komitmen pada Keadilan

Perhatian seluruh masyarakat kini tertuju pada bagaimana pihak berwenang akan menanggapi tuntutan para aktivis dan kondisi yang ada. Jika tidak ada tindakan konkret, hal ini bisa menambah ketidakpuasan dan ketegangan yang sudah terbangun.

Pihak berwenang diharapkan untuk berkomitmen pada prinsip-prinsip keadilan dan transparansi dalam setiap keputusan yang diambil. Tidak ada ruang bagi penyalahgunaan kekuasaan dalam pengelolaan sumber daya yang seharusnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan bersama.

Dalam konteks ini, keberliterasian hukum juga menjadi kunci. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang kuat mengenai hak-hak mereka, dan proses hukum yang dapat mereka tempuh untuk melindungi kepentingan mereka.

Gerakan aktivis dan masyarakat sipil mesti dikuatkan agar suara mereka bisa didengar oleh pembuat kebijakan. Ini menjadi penting agar kebijakan yang dihasilkan selaras dengan aspirasi masyarakat dan kekuatan koperasi.

Semua pihak memiliki tanggung jawab untuk menjaga integritas sistem perekonomian. Dengan upaya bersama, diharapkan kondisi yang lebih baik bagi koperasi dan masyarakat dapat terwujud dalam waktu dekat.

Previous Post

Jae Park Eks DAY6 Memukau Prambanan Jazz Janjikan Kejutan Magis Selama Dua Hari

Next Post

Jalan Terjal Pengabdian, 880 Calon Bintara Berjuang di Pantukhir Kodam Udayana

Rekomendasi

Astra Motor Bali Ajari Siswa SMK PGRI 2 Badung tentang Dunia Kerja Melalui MPLS

Astra Motor Bali Ajari Siswa SMK PGRI 2 Badung tentang Dunia Kerja Melalui MPLS

Sembilan Personel Ditpolairud Polda Bali Terjaring Razia Disiplin dan Pelanggarannya

Sembilan Personel Ditpolairud Polda Bali Terjaring Razia Disiplin dan Pelanggarannya

Polisi Tangkap Pelaku Pencurian di Nusa Penida, Turis Australia Jadi Korban

Polisi Tangkap Pelaku Pencurian di Nusa Penida, Turis Australia Jadi Korban

Kejati DIY Geledah Diskominfo Sleman Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth dan Sewa DRC

Kejati DIY Geledah Diskominfo Sleman Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth dan Sewa DRC

Pemerintah Dikecam Terlambat, Modernisasi Infrastruktur Pengelolaan Sampah Bali Mangkrak

Pemerintah Dikecam Terlambat, Modernisasi Infrastruktur Pengelolaan Sampah Bali Mangkrak

Tingkatkan Keselamatan Berkendara Kolaborasi Polisi dan Pelajar di Bali

Tingkatkan Keselamatan Berkendara Kolaborasi Polisi dan Pelajar di Bali

Pemberdayaan Ekonomi Lokal Jogjakarta, 99 Persen Pengemudi Memiliki KTP DIY

Pemberdayaan Ekonomi Lokal Jogjakarta, 99 Persen Pengemudi Memiliki KTP DIY

Sidebar

Kategori

  • Baliraya
  • Iptek
  • Nasional
  • Otomotif
  • Regional
Rekamfakta.id

© 2025 rekamfakta.id – Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Navigate Site

  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Regional
  • Baliraya
  • Iptek
  • Otomotif

© 2025 rekamfakta.id – Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In