www.rekamfakta.id – Yogyakarta – Kabar duka menyelimuti lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) akibat insiden tragis yang melibatkan mahasiswa dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di perairan Kecamatan Mayeuw, Maluku Tenggara. Pada Senin, 1 Juli 2025, sebuah perahu longboat terbalik, menyebabkan dua mahasiswa kehilangan nyawa sementara yang lainnya berhasil selamat.
Tragedi ini mengejutkan seluruh civitas academica UGM, yang dengan segera merespons insiden tersebut. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, menyatakan bahwa keselamatan para mahasiswa merupakan prioritas utama bagi institusi ini.
“Prinsipnya, adik-adik kita adalah prioritas. Keselamatan fisik dan mental mereka adalah yang utama,” terang Dr. Arie dalam konferensi pers yang penuh kepedihan pada Selasa, 2 Juli 2025. Dia menekankan bahwa UGM berkomitmen untuk mendampingi mahasiswa yang selamat, memberikan dukungan psikologis, dan menyiapkan langkah-langkah lanjutan yang dibutuhkan.
Musibah tersebut terjadi ketika salah satu longboat yang mengangkut 12 orang dan 16 karung pasir terbalik. Dr. Arie menjelaskan bahwa berdasarkan informasi dari masyarakat lokal, muatan tersebut seharusnya masih dalam batas kemampuan perahu.
“Kami sudah menanyakan kepada tim dan masyarakat lokal, dan mereka terbiasa dengan situasi muatan seperti itu,” tambahnya. Namun, cuaca ekstrem yang mengguncang wilayah tersebut pada bulan Juli diduga kuat menjadi salah satu penyebab terjadinya insiden ini.
Penyebab Cuaca yang Merepotkan dan Evaluasi Protokol Keselamatan
Faktor cuaca ekstrem sangat tidak menentu, seperti diungkapkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menjadi perhatian utama dalam analisis kejadian ini. “Masyarakat kepulauan di sana memahami dinamika cuaca, tetapi memprediksi badai itu sendiri sungguh sulit,” papar Dr. Arie, memberikan gambaran akan tantangan yang dihadapi.
Dalam konteks ini, transportasi laut menjadi pilihan utama untuk menghubungkan daerah-daerah terpencil, sehingga risiko selalu ada. Menyusul insiden tersebut, pihak UGM menyatakan akan melakukan evaluasi dan penguatan terhadap protokol keselamatan dalam program KKN ke depan.
Sekretaris UGM, Andi Sandi, menambahkan bahwa pembekalan komprehensif sudah dilakukan sebelum keberangkatan para mahasiswa. “Sudah ada persiapan dan panduan yang diberikan, namun kejadian ini di luar dugaan banyak pihak,” jelasnya dengan nada penuh keprihatinan.
Andi Sandi juga menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan untuk memperkuat protokol keselamatan, terutama di daerah dengan karakteristik geografis yang menantang. “Kami akan memastikan semua prosedur akan ditingkatkan, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang,” ujarnya.
Pihak UGM berupaya membangun pengetahuan yang lebih kuat terkait sistem evakuasi dan keselamatan lapangan. Dalam hal ini, pelaksanaan safety induction pun akan lebih ditekankan kepada seluruh mahasiswa yang terlibat dalam program KKN.
Komitmen UGM untuk memberi Dukungan Psikologis
Sesuai dengan komitmennya untuk memberikan dukungan kepada mahasiswa yang terdampak, UGM akan menyediakan layanan bantuan psikologis bagi mereka yang masih berada di lokasi KKN. Selain itu, upaya pendampingan juga akan terus dilakukan untuk memastikan dukungan kesehatan yang menyeluruh bagi mereka.
Setiap langkah yang diambil, menurut Andi, berfokus pada keselamatan dan pemulihan anak-anak kami. Dengan pemikiran ini, UGM berharap untuk tidak hanya mendukung mahasiswa secara fisik, tetapi juga menjaga kesehatan mental mereka.
Tragedi ini menjadi sebuah pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat, dan diharapkan dapat memperkuat seluruh protokol keselamatan di masa yang akan datang. Dengan evaluasi yang terus menerus, UGM berharap dapat meningkatkan standar keselamatan dalam setiap program yang akan dilakukan.
Akhir kata, komitmen UGM untuk terus memperhatikan keselamatan para mahasiswa tidak akan pernah pudar. Dengan pengalaman pahit ini, seluruh civitas academica berusaha untuk menjaga agar tragedi serupa tidak terulang. UGM akan terus melakukan perbaikan dan evaluasi demi keselamatan semua mahasiswa.