• Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Kamis, 21 Agustus 2025
  • Login
No Result
View All Result
Rekamfakta.id
  • Home
  • Nasional
  • Regional
  • Baliraya
  • Iptek
  • Otomotif
  • Home
  • Nasional
  • Regional
  • Baliraya
  • Iptek
  • Otomotif
No Result
View All Result
Rekamfakta.id
No Result
View All Result

Konflik di ASEAN: Batas Wilayah, Perdagangan, dan Kepentingan Global

Konflik di ASEAN: Batas Wilayah, Perdagangan, dan Kepentingan Global

BacaJuga

NPI Kritik Narasi Aksi Buruh yang Hambat Investasi

NPI Kritik Narasi Aksi Buruh yang Hambat Investasi

Imigrasi Atambua Perkuat Peran Strategis Unhan Belu untuk Pendidikan Internasional

Imigrasi Atambua Perkuat Peran Strategis Unhan Belu untuk Pendidikan Internasional

www.rekamfakta.id – Jakarta – Kabut pagi bersemayam di pesisir Ambalat saat dua kapal patroli berjaga di perairan Sulawesi. Di layar radar, hanya ada noktah-noktah elektronik yang menunjukkan keberadaan masing-masing.

Dalam dek kapal, para pelaut Indonesia dan Malaysia saling memandang dengan kehati-hatian, mengingat kembali konflik yang berlarut-larut sejak 2009. Ini adalah gambaran kompleks kawasan ASEAN: sebuah oasis stabilitas di Asia, namun di balik itu terdapat luka-luka lama yang siap membara kembali.

Sejarah Sengketa yang Tak Kunjung Usai

Satu dari sekian isu yang mengemuka adalah Sabah, yang telah menjadi medan sengketa sejak masa Kesultanan Sulu. Di tahun 2013, sebuah kelompok bersenjata dari Filipina melintasi batas dan memicu pertempuran hebat di Lahad Datu. “Ini bukan sekadar sengketa usang,” ungkap seorang pakar keamanan. “Ini adalah bom waktu demografis, dengan setengah juta migran Filipina kini tinggal di Sabah.”

Tantangan ini tak hanya berdampak pada Filipina, tetapi juga pada Indonesia, bisa jadi kita akan menyaksikan ledakan krisis pengungsi baru jika Manila memanfaatkan situasi tersebut. Di sisi lain, China telah diam-diam membangun hubungan dengan kedua negara—menyediakan pinjaman infrastruktur ke Malaysia dan berjanji dukungan diplomatik bagi Filipina.

Ketegangan Laut China Selatan dan Menuju Potensi Konflik

Di perairan ini, ketegangan semakin terasa dengan adanya insiden yang melibatkan kapal nelayan. Seperti cerita seorang nelayan Vietnam yang berbagi pengalaman pahit saat kapal China menabrak perahunya dan merampas hasil tangkapannya. Dari data terbaru, insiden serupa terjadi sebanyak 654 kali sepanjang tahun ini. Namun, di balik cerita-cerita individu, terdapat permainan politik besar yang berlangsung.

Ketika Filipina memutuskan untuk mengizinkan Amerika Serikat membangun pangkalan militer baru, respons dari China datang dengan menggunakan meriam air untuk mengganggu kapal riset Filipina. “ASEAN seperti perahu yang penumpangnya tidak sepakat ke mana arah harus berlayar,” kritik seorang analis terkemuka, yang menyoroti betapa sulitnya mencapai konsensus dalam situasi yang sangat dinamis ini.

Menyikapi dinamika ini, realitas yang menyakitkan muncul: negara-negara seperti Kamboja dan Laos sering kali memveto pernyataan bersama yang mengkritik China. Tindakan ini menunjukkan betapa Beijing mengeksploitasi retakan-retakan di dalam organisasi untuk memperkuat pengaruhnya.

Persaingan Sumber Daya yang Tak Terlihat

Ingat ketika Malaysia mengancam untuk menaikkan harga air ke Singapura hingga 1000% pada tahun 2018? Singapura, meskipun memiliki teknologi desalinasi, masih bergantung pada 40% persediaan air dari Johor hingga 2061. Ketergantungan ini menciptakan situasi yang rentan. Di sisi lain, Indonesia melarang kapal keruk asal Singapura beroperasi sejak tahun 2007, dengan alasan merusak terumbu karang. Kebijakan ini menjadi pukulan besar bagi Singapura yang memerlukan satu miliar ton pasir untuk memperluas pelabuhannya.

Kebijakan Indonesia yang memprioritaskan gas alam untuk konsumsi domestik juga membuat Singapura khawatir, mengingat negara pulau tersebut mengimpor 96% gasnya dari Indonesia.

Dinamika Kekuatan Global dalam Pertikaian Lokal

Filipina, dalam upayanya memperkuat pertahanan, memperbarui pakta dengan AS dan memberikan izin untuk mendirikan lima pangkalannya. Namun, seiring dengan itu, mereka juga tetap meneruskan proyek Bandar Udara Sangley senilai $10 miliar yang dikerjakan oleh perusahaan asal China. Seorang diplomat Filipina menyatakan, “Kami seolah menikah dengan dua kekuatan sekaligus.”

Thailand juga menunjukkan kepiawaiannya dengan membeli jet tempur dari AS sementara juga mengakuisisi kapal selam dari China. Namun, ambivalensi ini dapat menempatkan Bangkok dalam situasi sulit jika ketegangan antara AS dan China semakin meningkat.

Di Myanmar, junta militer menggantungkan harapannya pada rudal Rusia. Sementara Vietnam memperoleh 60% persenjataannya dari Moskow, menciptakan ketergantungan baru di tengah perubahan geopolitik.

Latent History and Future Challenges

Ketegangan ini tak terlepas dari sejarah yang menempatkan setiap negara dalam konteks trauma masing-masing. Ingatkah kita peristiwa Konfrontasi Indonesia-Malaysia di tahun 1963-1966? Sentimen tersebut masih ada, dan sering muncul dalam ketegangan yang berkaitan dengan Ambalat.

Bukan hanya Indonesia, hubungan Kamboja dengan Vietnam juga dipenuhi sejarah kelam. China, yang paham akan luka ini, berinvestasi dalam membangun museum genosida Pol Pot sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi pengaruh Vietnam di Kamboja.

Menciptakan Masa Depan: Antara Harapan dan Ketidakpastian

“ASEAN bukanlah sekumpulan malaikat,” tutur seorang mantan diplomat. “Namun kita ahli dalam mengelola risiko.” Tantangan terberat bukanlah berupa perang terbuka, tetapi lebih pada fragmentasi di dalam jaringan tersebut. Tiga masalah utama yang perlu diwaspadai adalah: 1. Pecahnya kerjasama saat negara negosiasikan posisi pro-AS dan pro-China; 2. Militerisasi melalui perjanjian bilateral; dan 3. Eksploitasi konflik lokal oleh kekuatan-kekuatan besar.

Di tengah gejolak ini, ada secercah harapan ketika insiden Ambalat beberapa bulan lalu berakhir dengan damai setelah adanya dialog langsung antara panglima militer. Ini menandakan bahwa komunikasi yang baik dapat menghindari konfrontasi lebih lanjut. “Kami sepakat untuk tidak melepas tembakan pertama,” tegas salah seorang jenderal.

Seperti yang dikatakan seorang pakar geopolitik, kawasan Laut China Selatan merupakan pusat pertarungan kepentingan. Namun, bagi para nelayan, diplomat, dan tentara di wilayah ini, situasi ini lebih dari sekadar diskursus tinggi; ini adalah tentang kehidupan mereka, tanah yang mereka huni, dan perdamaian yang diupayakan di tengah badai kekuatan besar yang saling bersaing. Meskipun ASEAN terlihat rapuh, sejarah memberikan bukti bahwa dari kerentanan lahir kekuatan yang baru.

Referensi

  1. Sumber 1
  2. Sumber 2
  3. Sumber 3
  4. Sumber 4
  5. Sumber 5
  6. Sumber 6
  7. Sumber 7
  8. Sumber 8
Previous Post

Kepakaran UGM Mengungkap Akar Sengketa Aceh-Sumut dari Proses Pendataan PBB

Next Post

Generasi Muda Beraksi di 2025 untuk Raih Dampak Nyata sebagai Mahasiswa Terbaik

Rekomendasi

70 Persen Perdagangan Timor Leste berasal dari Indonesia menurut Ramos-Horta

70 Persen Perdagangan Timor Leste berasal dari Indonesia menurut Ramos-Horta

Amnesti dan Abolisi Rekonsiliasi Nasional atau Melawan Pelaku Kekuasaan Dinasti

Amnesti dan Abolisi Rekonsiliasi Nasional atau Melawan Pelaku Kekuasaan Dinasti

AI Lindungi Pengguna dari Ancaman Spam dan Scam oleh Indosat Ooredoo Hutchison

AI Lindungi Pengguna dari Ancaman Spam dan Scam oleh Indosat Ooredoo Hutchison

DPRD DIY Tanggapi Promosi Miras di Media Sosial dan Minta Regulasi Diperkuat

DPRD DIY Tanggapi Promosi Miras di Media Sosial dan Minta Regulasi Diperkuat

Polisi Ungkap Rangkaian Judi di Bantul, Pendapatan Mencapai Rp50 Juta per Bulan

Polisi Ungkap Rangkaian Judi di Bantul, Pendapatan Mencapai Rp50 Juta per Bulan

Sembilan Personel Ditpolairud Polda Bali Terjaring Razia Disiplin dan Pelanggarannya

Sembilan Personel Ditpolairud Polda Bali Terjaring Razia Disiplin dan Pelanggarannya

Inovasi Gootik Badung Terlindungi, Kemenkum Bali Serahkan Sertifikat Merek dalam Diseminasi KI

Inovasi Gootik Badung Terlindungi, Kemenkum Bali Serahkan Sertifikat Merek dalam Diseminasi KI

Sidebar

Kategori

  • Baliraya
  • Iptek
  • Nasional
  • Otomotif
  • Regional
Rekamfakta.id

© 2025 rekamfakta.id – Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Navigate Site

  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Regional
  • Baliraya
  • Iptek
  • Otomotif

© 2025 rekamfakta.id – Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In