www.rekamfakta.id – Denpasar – Memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Bali melaksanakan penyerahan remisi umum serta remisi dasawarsa kepada ribuan warga binaan. Acara penyerahan remisi ini dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kerobokan pada hari Minggu, 17 Agustus 2025.
Selama acara tersebut, hadir Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kemenkum) Bali, Eem Nurmanah, yang didampingi oleh Kepala Bagian Tata Usaha dan Umum, I Nengah Sukadana. Acara tersebut dipimpin oleh Kepala Kanwil Ditjenpas Bali, Decky Nurmansyah, yang menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan remisi ini.
Dalam laporannya, Decky Nurmansyah menjelaskan bahwa sebanyak 3.199 warga binaan mendapatkan remisi umum tahun 2025, terdiri dari 3.190 narapidana dan 9 anak binaan. Selain itu, pemerintah memberikan remisi dasawarsa kepada 3.370 narapidana dan 16 anak binaan pada momen spesial ini, yang berhak mendapatkan pengurangan masa hukuman.
Menyoroti makna penting dari remisi, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, yang mewakili Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, menekankan bahwa remisi tidak sekadar pemberian tanpa alasan. “Pemberian remisi adalah bentuk apresiasi bagi mereka yang telah aktif mengikuti program pembinaan dengan baik,” jelasnya.
Kepala Kanwil Kemenkum Bali, Eem Nurmanah, juga memberikan pernyataan apresiatif terkait pemberian remisi ini. Menurutnya, langkah ini menunjukkan perhatian negara terhadap warga binaan yang berperilaku baik dan konsisten dalam mengikuti pembinaan.
“Remisi bukan sekadar pengurangan masa hukuman; lebih dari itu, ini adalah momentum untuk mendorong mereka memperbaiki diri sebelum kembali ke masyarakat,” ujar Eem Nurmanah. Hal ini mendorong harapan bagi para warga binaan untuk lebih taat aturan dan siap reinstasi sosial di masa depan.
Sinergi antara Kanwil Kemenkum dan Kanwil Ditjenpas Bali dalam acara ini memperjelas komitmen bersama dalam membangun sistem permasyarakatan yang lebih humanis dan efektif. Melalui momen ini, diharapkan para warga binaan dapat merasakan perubahan positif dalam diri mereka, mendorong keinginan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
Pentingnya Remisi sebagai Sarana Pembinaan bagi Narapidana
Remisi berfungsi sebagai salah satu sarana pembinaan bagi narapidana. Dalam konteks pemasyarakatan, remisi menjadi penghargaan atas usaha dan perilaku baik yang ditunjukkan oleh mereka selama menjalani hukuman.
Program pembinaan ini mencakup berbagai kegiatan, seperti pendidikan, keterampilan, dan kegiatan sosial, yang dirancang untuk mempersiapkan napi kembali ke masyarakat. Demikian, remisi bukan hanya mengurangi masa hukuman, tetapi juga meningkatkan kemungkinan reintegrasi yang berhasil bagi para warga binaan.
Dengan adanya remisi, diharapkan narapidana tidak hanya memahami konsekuensi dari tindakan mereka, tetapi juga mampu merencanakan masa depan yang lebih baik setelah pembebasan. Ini memberikan motivasi tambahan bagi mereka untuk berusaha lebih keras dalam menjalani program pembinaan.
Proses penilaian untuk mendapatkan remisi dilakukan dengan ketat, melibatkan berbagai pihak dalam sistem pemasyarakatan. Penilaian ini untuk memastikan bahwa hanya mereka yang menunjukkan kemajuan signifikan yang akan menerima remisi.
Melalui evaluasi yang seksama, remisi menjadi cerminan pencapaian dan perubahan positif di kalangan narapidana yang bersangkutan. Ini adalah langkah penting dalam proses rehabilitasi bagi mereka yang siap untuk melanjutkan hidup sebagai individu yang lebih baik.
Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Warga Binaan
Pemerintah memiliki peran kunci dalam meningkatkan kualitas hidup warga binaan melalui program-program yang inovatif dan berkelanjutan. Pendekatan holistik dalam pemasyarakatan bertujuan untuk mengurangi angka residivisme dan membantu narapidana kembali ke masyarakat.
Program-program tersebut meliputi pelatihan keterampilan, pendidikan formal dan informal, serta dukungan psiko-sosial untuk membantu mereka beradaptasi setelah bebas. Ini tidak hanya bermanfaat bagi narapidana, tetapi juga bagi masyarakat luas yang menerima mereka kembali.
Selama ini, dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan lembaga non-pemerintah, juga sangat penting. Kolaborasi antara pemerintah dan organisasi lain dapat memperkuat upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial.
Inovasi dalam program pembinaan juga menjadi pusat perhatian, di mana teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan pelatihan bagi narapidana. Implementasi teknologi dapat membuka akses bagi mereka untuk belajar dengan cara yang lebih interaktif dan efektif.
Membangun kesadaran di kalangan keluarga dan masyarakat tentang pentingnya reintegrasi sosial adalah bagian dari upaya ini. Keterlibatan mereka akan membuat proses pemulihan menjadi lebih lancar dan dapat mengurangi stigma terhadap mantan narapidana.
Harapan untuk Masa Depan Narapidana Setelah Pembebasan
Dengan diberikannya remisi, harapan bagi para narapidana untuk menjalani hidup yang lebih baik pasca pembebasan semakin tumbuh. Kesempatan untuk memperbaiki diri seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh setiap individu yang mendapatkan remisi.
Banyak dari mereka menyimpan keinginan besar untuk kembali ke masyarakat dan membangun kehidupan yang lebih bermakna setelah menjalani hukuman. Oleh karena itu, proses pembinaan yang berkelanjutan selama masa penahanan sangat penting.
Melalui program-program yang ada, narapidana dapat belajar tentang nilai-nilai positif, keterampilan, dan etika kerja yang dibutuhkan untuk berintegrasi kembali ke dalam masyarakat. Keterampilan ini akan menjadi modal penting bagi mereka setelah bebas.
Dari pihak keluarga, dukungan moral dan emosional sangat dibutuhkan untuk membantu mereka dalam proses reintegrasi. Dengan dukungan ini, mantan narapidana dapat merasa lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan yang ada di masyarakat.
Keterlibatan berbagai elemen, baik pemerintah, masyarakat, maupun keluarga, dalam mendukung proses reintegrasi adalah kunci. Ini akan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi mantan narapidana untuk kembali menjalani kehidupan yang legal dan produktif.
