www.rekamfakta.id – Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar mengadakan latihan kesiapsiagaan dalam upaya meningkatkan kemampuan personel menghadapi insiden kecelakaan paralayang. Simulasi ini sangat penting, terutama pada situasi di mana waktu dan ketepatan tindakan dapat menjadi penyelamat nyawa.
Latihan berlangsung pada Kamis, 14 Agustus 2025, dengan skenario penyelamatan seorang atlet paralayang yang mengalami kecelakaan di Pantai Melasti. Dalam latihan tersebut, korban, Ricky Rahmadi, mengalami cedera serius, termasuk patah tulang belakang dan kaki.
Tim SAR berfokus pada penanganan darurat dan proses evakuasi yang aman. Kecepatan dalam melakukan tindakan medis awal menjadi hal yang sangat krusial dalam situasi seperti ini untuk mengurangi dampak dari cedera.
Dua personel SAR yang terlibat menggunakan teknik lowering untuk menurunkan korban dari tebing. Di lokasi, ambulans dari Puskesmas Kuta Selatan juga telah bersiap untuk membawa korban ke helipad terdekat jika diperlukan.
Latihan ini melibatkan total 30 personel dari Basarnas Denpasar dan 10 anggota dari organisasi lain. Keterlibatan berbagai pihak dalam latihan ini menunjukkan semangat kolaboratif untuk meningkatkan kemampuan penanggulangan bencana.
Pentingnya Latihan Kesiapsiagaan dalam Penanganan Kecelakaan
Latihan kesiapsiagaan memiliki peranan penting dalam meningkatkan respons tim SAR terhadap kecelakaan serius. Dengan adanya simulasi nyata seperti ini, semua anggota tim dapat berlatih dan mempraktikkan keterampilan mereka di bawah tekanan.
Latihan yang baik akan menghasilkan peningkatan signifikan dalam kecepatan dan efektivitas evakuasi korban. Hal ini bukan hanya menyiapkan tim untuk situasi yang mungkin terjadi, tetapi juga memperkuat rasa saling percaya di antara anggota tim.
Adanya berbagai alat utama yang dikerahkan, seperti helikopter dan kendaraan penyelamat, semakin memperkuat kesiapan tim. Pelatihan semacam ini menjadi kesempatan bagi para personel untuk beradaptasi dengan alat yang mereka gunakan.
Kepada media, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan berjalan lancar sesuai rencana. Pujian juga dilayangkan kepada semua pihak yang terlibat, karena sinergitas yang terjalin sangat vital untuk keberhasilan misi penyelamatan.
Membangun Kolaborasi Antarinstansi di Bidang Kemanusiaan
Kerja sama antarinstansi menjadi salah satu fondasi penting dalam menangani insiden kemanusiaan. Latihan ini menjadi platform untuk memperkuat hubungan antar berbagai organisasi yang memiliki misi sama.
Perwakilan dari SGi Air Bali turut menekankan pentingnya kolaborasi yang terjalin selama latihan. Mereka merencanakan untuk melakukan lebih banyak simulasi di masa depan guna mendorong keterampilan dan kerja tim yang lebih baik.
Dengan adanya tambahan helikopter yang lebih besar, tim penyelamat diharapkan dapat melakukan tugasnya dengan lebih efisien. Alat baru ini akan memudahkan dalam pengangkutan jika dibutuhkan lebih banyak personel dalam setiap misi.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan juga menjelaskan rencana untuk membuat nota kesepahaman dengan beberapa organisasi. Langkah ini dirasa penting untuk memperkuat struktur kerja sama dalam pelaksanaan tugas kemanusiaan di masa mendatang.
Evaluasi dan Rencana Ke Depan untuk Penanggulangan Bencana
Tindak lanjut dari latihan ini termasuk evaluasi menyeluruh atas setiap aspek yang telah dilakukan. Melalui analisis mendalam, tim akan dapat mengidentifikasi kekuatan dan area yang perlu diperbaiki.
Evaluasi ini akan menjadi dasar untuk perbaikan dalam latihan berikutnya. Setiap pengalaman yang didapat dapat dijadikan pelajaran berharga untuk meningkatkan kesiapsiagaan tim dalam situasi nyata.
Latihan serupa diharapkan dapat mengedukasi lebih banyak personel di lapangan. Dengan demikian, proses penyelamatan dapat dilakukan secara efektif dan efisien ketika dibutuhkan.
Selain itu, pengembangan kapasitas tim juga menjadi fokus utama. Pengadaan alat dan teknologi terbaru akan menjadi bagian dari strategi dalam meningkatkan efektivitas upaya penyelamatan di masa mendatang.
Kesimpulannya, latihan kesiapsiagaan ini bukan hanya sekadar simulasi, melainkan cerminan dari komitmen kolektif untuk melindungi dan menyelamatkan nyawa. Melalui kerja sama yang solid dan persiapan yang matang, harapannya, setiap anggota tim dapat bertindak dengan sigap dan terampil dalam situasi darurat.
