www.rekamfakta.id – Denpasar– Pelaksanaan razia Penegakan Ketertiban dan Disiplin (Gaktibplin) oleh Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Bali telah menarik perhatian publik. Razia ini berlangsung pada Selasa (12/8/2025) dan melibatkan sembilan personel yang terjaring karena pelanggaran tertentu.
Pemeriksaan tersebut dilaksanakan di Lapangan Apel Ditpolairud dan dipimpin oleh Kabidpropam Polda Bali, Kombes Pol. I Ketut Agus Kusmayadi. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memastikan bahwa semua anggota kepolisian mematuhi peraturan yang ada.
Tindak lanjut dari razia ini melibatkan berbagai aspek pemeriksaan, mulai dari sikap tampang hingga kelengkapan identitas. Selain itu, dilakukan pula pengecekan terhadap senjata api dan tahanan, serta pemeriksaan telepon genggam.
Salah satu langkah preventif yang diambil adalah tes urine yang diwajibkan bagi seluruh personel. Tes ini bertujuan untuk mencegah adanya penyalahgunaan narkoba di kalangan anggota kepolisian, bekerja sama dengan Biddokkes Polda Bali.
Dari hasil pemeriksaan, sembilan anggota Ditpolairud ditemukan melakukan beberapa pelanggaran. Pelanggaran tersebut mencakup masalah sikap tampang, kelengkapan dokumen identitas, serta penggunaan seragam dinas yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Sebagai sanksi atas pelanggaran tersebut, kesembilan personel langsung dikenakan tindakan disiplin berupa push-up dan pembinaan. Tindakan ini bertujuan untuk memberikan efek jera serta menegakkan disiplin di lingkungan kepolisian.
Kombes Pol. I Ketut Agus Kusmayadi menekankan pentingnya menjaga integritas dan kedisiplinan. Ia menyerukan kepada seluruh anggota untuk senantiasa menjauhi segala bentuk pelanggaran yang bisa merusak reputasi Polri.
“Hindari segala bentuk pelanggaran yang dapat merusak citra Polri. Jangan terlibat dalam kegiatan seperti judi online atau pinjaman online yang dapat memengaruhi mental dan moral anggota,” tuturnya dengan tegas.
Kegiatan Gaktibplin menjadi bagian integral dari upaya Bidpropam untuk memastikan seluruh anggota Polda Bali, khususnya Ditpolairud, memiliki kinerja yang profesional dan disiplin. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan publik kepada institusi kepolisian.
Prosedur Penegakan Disiplin di Kepolisian
Proses penegakan disiplin di institusi kepolisian melibatkan beberapa tahap yang harus dipatuhi. Pertama, pengawasan rutin perlu dilakukan untuk memastikan setiap anggota mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.
Kedua, prosedur yang transparan dalam penegakan disiplin sangat penting untuk mempertahankan kepercayaan publik. Dalam setiap razia, hasil pemeriksaan harus diumumkan secara terbuka untuk menunjukkan komitmen kepolisian terhadap integritas.
Selanjutnya, sanksi yang diberikan harus proporsional dan mendidik. Pembinaan menjadi langkah kunci dalam proses ini agar anggota tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Terakhir, evaluasi rutin terhadap kegiatan razia Gaktibplin diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penegakan disiplin. Ini termasuk tinjauan terhadap metode dan pendekatan yang digunakan.
Pentingnya Kedisiplinan dalam Institusi Kepolisian
Kedisiplinan merupakan salah satu tiang utama dalam menjaga kepercayaan publik terhadap polisi. Tanpa kedisiplinan, institusi kepolisian akan kehilangan legitimasi dan kepercayaan dari masyarakat.
Lebih jauh lagi, disiplin yang baik dapat mempengaruhi kinerja individu dalam menjalankan tugas mereka. Anggota yang disiplin cenderung lebih profesional dalam menanggapi berbagai situasi.
Penting juga untuk menciptakan budaya disiplin di lingkungan kerja. Ini bisa dimulai dari upaya kecil, seperti memberikan penghargaan bagi anggota yang menjalankan tugas dengan baik.
Inisiatif seperti penyuluhan tentang etika dan moralitas juga diperlukan. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan anggota akan tanggung jawab besar yang mereka emban.
Kolaborasi dengan Komunitas dalam Penegakan Disiplin
Kolaborasi dengan komunitas merupakan langkah penting dalam membangun hubungan positif antara polisi dan masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam monitoring dan pengawasan kinerja polisi dapat menjadi kekuatan tambahan untuk menegakkan disiplin.
Melalui program-program kemitraan, masyarakat dapat lebih memahami tantangan yang dihadapi oleh pihak kepolisian. Hal ini dapat menciptakan rasa saling percaya antara kedua belah pihak.
Penyelenggaraan forum komunikasi antara polisi dan warga juga bisa menjadi sarana diskusi tentang isu-isu yang berkaitan dengan keamanan dan kedisiplinan. Forum ini dapat memperkuat ikatan sosial dan membangun pemahaman yang lebih baik.
Selain itu, pelibatan masyarakat dalam kegiatan razia seperti Gaktibplin juga dapat memberi dampak positif. Masyarakat yang terlibat secara langsung akan merasa memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap keamanan daerah mereka.
Tantangan dalam Menegakkan Disiplin di Kepolisian
Meskipun upaya penegakan disiplin sudah dilakukan, berbagai tantangan tetap ada. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya kesadaran di kalangan anggota tentang pentingnya disiplin.
Faktor lain yang berpengaruh adalah lingkungan kerja yang kurang mendukung. Jika budaya pelanggaran telah mendarah daging, upaya penegakan disiplin akan terasa sulit dan tidak efektif.
Selain itu, ada kemungkinan adanya tekanan dari berbagai pihak yang menginginkan kebijakan penegakan disiplin tidak terlalu ketat. Ini bisa mengganggu misi utama kepolisian untuk menjaga ketertiban dan keamanan.
Untuk mengatasi itu semua, penting bagi pimpinan untuk tetap konsisten dalam menegakkan kebijakan. Ketegasan dan keberanian dalam mengambil tindakan disiplin harus menjadi prioritas utama.