www.rekamfakta.id – Sebuah mural yang terinspirasi dari anime terkenal, One Piece, yang terletak di Dukuh Temulawak, Sleman, Yogyakarta, telah dihapus setelah menarik perhatian aparat setempat. Penghapusannya menimbulkan berbagai reaksi, terutama karena mural tersebut menampilkan bendera Merah Putih yang dianggap tidak pantas.
Mural ini terletak di tembok salah satu rumah warga di Jalan Temulawak dan sempat menjadi perbincangan hangat. Gambar yang ditampilkan mengandung simbol tengkorak topi jerami terkenal dari One Piece, dilengkapi dengan tulisan “Merdeka” dan satu gambar lainnya yang berbunyi “STRUGGLE.”
Penggunaan Bendera Merah Putih yang Kontroversial
Sersan Mayor Hadi Suroso, seorang Babinsa Triharjo, menyatakan bahwa penghapusan mural ini disebabkan oleh penggunaan lambang negara, yakni bendera Merah Putih, yang dianggap tidak pada tempatnya. Ia menegaskan pentingnya menjaga kesucian lambang negara sehingga tidak boleh diubah atau disalahgunakan.
“Sebagai Babinsa dan Bhabinkamtibmas, kami sangat mengapresiasi himbauan untuk menghapus gambar tersebut,” jelas Sersan Mayor Hadi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan simbol kebangsaan harus tetap terjaga dalam setiap bentuk ekspresi seni.
Dalam pandangannya, bendera Merah Putih adalah lambang yang sakral. Ia mengingatkan bahwa penggambaran gambar yang melibatkan bendera tersebut merugikan nilai-nilai kebangsaan dan menghormati para pahlawan yang telah berkorban untuk negara.
“Lambang negara tidak bisa diubah-ubah. Gambar yang mengorbankan nyawa ini adalah suatu hal yang serius, bukan hanya sekadar seni,” tambahnya dengan tegas. Meski ada tawaran untuk mempertahankan mural tanpa elemen bendera, keputusan utama tetap berpatokan pada arahan pemerintah kalurahan untuk menghapusnya.
Kecerobohan Remaja sebagai Penyebab Utama
Bagaimana Mural Ini Mulai Menjadi Masalah di Masyarakat
Dukuh setempat, Hardi Wiyanto, menjelaskan bahwa mural tersebut dibuat semata-mata sebagai bentuk iseng oleh sekelompok remaja. Awalnya, karya seni ini tidak menimbulkan masalah sampai kembali muncul di perhatian publik akibat viralnya kasus serupa.
Hardi mengungkapkan bahwa anak-anak muda yang terlibat dalam pembuatan mural tidak sepenuhnya memahami aturan serta dampak dari tindakan mereka. “Mereka hanya ingin bersenang-senang,” katanya, menggambarkan keinginan remaja untuk mengekspresikan diri tanpa memikirkan konsekuensi yang mungkin muncul.
Saat viral, muncul wacana di masyarakat untuk menghapus mural ini seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menghargai lambang negara. Walaupun remaja tersebut tidak memiliki niatan buruk, dampak dari mural tetap diperhatikan.
Proses penghapusan mural berlangsung pada Rabu sore, 7 Agustus 2025. Beberapa pemuda terlihat berkumpul di lokasi, membawa cat putih untuk menutupi gambar tersebut dan mengembalikan keadaan menjadi normal. Ini menunjukkan bahwa masyarakat sebenarnya menghendaki keselarasan antar budaya dan norma yang ada.
Sikap Pemerintah dan Masyarakat Terhadap Mural
Respons Pemerintah Terhadap Pelanggaran Simbol Negara
Pemerintah setempat menerapkan tindakan tegas terhadap pelanggaran yang melibatkan lambang negara. Hal ini berfungsi sebagai pengingat bagi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya menghormati simbol-simbol negara dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Tindakan ini tidak hanya bertujuan untuk menghapus gambar kontroversial, tetapi juga mendidik masyarakat mengenai batasan-batasan yang harus dihormati ketika berkreasi. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan akan ada peningkatan kesadaran serta penghormatan lebih terhadap simbol yang melambangkan identitas bangsa.
Pemerintah pun melibatkan masyarakat dalam proses pendidikannya. Dengan demikian, masyarakat merasa teredukasi dan berkontribusi dalam menjaga keharmonisan dan integritas simbol nasional. Apalagi, seni publik seperti mural seringkali menjadi medium ekspresi untuk generasi muda.
Sementara itu, Hardi menambahkan bahwa masyarakat di Dukuh Temulawak sangat menghargai budaya dan lambang negara. Ia berharap, kejadian ini tidak hanya menjadi pelajaran bagi remaja yang terlibat tetapi juga bagi semua warga untuk lebih memahami tanggung jawab mereka.
Reaksi Beragam dari Masyarakat terhadap Kasus Ini
Persepsi Publik Mengenai Seni dan Kebangsaan
Kejadian penghapusan mural ini menerima berbagai respon dari masyarakat. Beberapa orang mendukung tindakan pemerintah, sementara ada juga yang merasa bahwa seni seharusnya bebas dari batasan. Ini menunjukkan adanya perdebatan yang terus berjalan mengenai kebebasan berekspresi dan penghormatan terhadap simbol negara.
Beberapa warga menyatakan bahwa penting untuk menyeimbangkan antara kreativitas dan nilai-nilai kebangsaan. “Seni adalah bentuk ekspresi, tetapi tidak boleh melanggar aturan yang ada,” kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya. Hal ini menunjukkan bahwa ada pemahaman akan pentingnya peran seni dalam masyarakat.
Di sisi lain, ada pula yang beranggapan bahwa tindakan penghapusan ini terlalu keras. Mereka mengklaim bahwa seharusnya ada pendekatan edukatif yang lebih baik daripada sekadar menghapus karya seni. “Mungkin bisa dibuat dialog antara pemerintah dan masyarakat untuk mencapai kesepakatan,” ujar seorang pengamat seni.
Walau terjadi perdebatan, yang terpenting adalah bagaimana masyarakat dapat beradaptasi dan mengambil pelajaran dari kejadian ini. Proses pembelajaran ini diharapkan dapat membantu menciptakan ruang di mana seni dan rasa nasionalisme dapat berjalan beriringan tanpa saling menyinggung. Dengan demikian, harapannya adalah terciptanya sinergi antara kebudayaan dan nilai-nilai yang menyatukan bangsa.
Kejadian ini seharusnya menjadi pengingat akan tanggung jawab yang dibawa ketika berkarya. Di satu sisi, kita patut menghargai kreativitas, tetapi di sisi lain, perlu adanya penghormatan terhadap lambang-lambang yang mencerminkan identitas dan sejarah bangsa.