www.rekamfakta.id – Bank Indonesia (BI) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong digitalisasi ekonomi nasional dengan peluncuran QRIS Tap, inovasi terbaru di sektor transportasi umum. Peluncuran ini berlangsung pada tanggal 4 Agustus 2025 di Yogyakarta, sebagai bagian dari program QRIS Jelajah Indonesia 2025 yang bertujuan meningkatkan sistem pembayaran yang lebih efisien di tanah air.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari 46 Kantor Perwakilan BI di seluruh Indonesia, mencerminkan semangat kolaborasi antara berbagai elemen untuk mempercepat penerapan teknologi. Dengan QRIS Tap, masyarakat kini dapat melakukan transaksi lebih cepat dan praktis hanya dengan menempelkan kartu atau perangkat, tanpa perlu kesulitan memindai kode QR seperti sebelumnya.
QRIS Tap telah menjalin kerja sama dengan sejumlah moda transportasi umum seperti Teman Bus, Damri, dan Royaltrans. Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa rencana pengembangan lebih lanjut juga akan mencakup MRT Jakarta pada bulan September mendatang, memberikan kemudahan akses bagi pengguna transportasi umum di ibu kota.
Pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi peluncuran tidak hanya dikarenakan posisi geografisnya, tetapi juga dilatarbelakangi kekayaan budaya yang dimilikinya. Filianingsih menyatakan bahwa Yogyakarta sebagai pusat budaya dapat menjadi contoh integrasi antara teknologi dan tradisi, sejalan dengan slogan QRIS Istimewa yang mencerminkan keistimewaan wilayah tersebut.
Dalam sambutannya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X (HB X), memberikan pandangannya mengenai inovasi ini. Menurutnya, QRIS bukan hanya inovasi teknologi, melainkan sebuah “laku budaya baru” yang harus diimplementasikan dengan mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal. Pesan tersebut menegaskan pentingnya kolaborasi dalam memajukan ekonomi tanpa kehilangan identitas budaya yang dimiliki.
“Yogyakarta memiliki kecerdasan budaya, kemampuan untuk mengelola perubahan dan inovasi tanpa mengorbankan jati diri,” tegas Sri Sultan. Beliau menekankan bahwa QRIS seharusnya berfungsi lebih dari sekadar alat transaksi, tetapi juga menjadi jembatan untuk menciptakan peradaban baru yang lebih baik.
Sri Sultan juga mengaitkan peran QRIS dengan filosofi Jawa, Hamemayu Hayuning Bawana, yang mengisyaratkan bahwa keberhasilan teknologi harus mampu membawa manfaat untuk seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, selain mendukung pertumbuhan ekonomi, QRIS juga diharapkan dapat mendorong pemerataan dan keadilan sosial.
“Semoga peluncuran ini mengantarkan Yogyakarta ke arah ekonomi yang lebih tangguh, adaptif dalam teknologi, dan bijak dalam menjaga budaya,” ungkapnya menutup sambutan. Hal ini menunjukkan harapan besar dari pimpinan daerah agar transformasi digital ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan dapat memberikan dampak positif bagi mereka.
Saat ini, QRIS telah memiliki lebih dari 57 juta pengguna dan 39,3 juta merchant, dengan lebih dari 93% di antaranya merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Angka-angka ini menjadi indikasi kuat bahwa ekosistem digital di Indonesia terus berkembang pesat, dan BI optimis untuk meningkatkan jumlah pengguna dan merchant hingga mencapai target 58 juta pengguna dan 40 juta merchant menjelang akhir tahun ini.
Setelah peluncuran, acara dilanjutkan dengan kick-off QRIS Jelajah Indonesia 2025, di mana kegiatan ini mendukung promosi serta edukasi penggunaan QRIS yang menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia. Di setiap daerah, rangkaian kegiatan ini akan mengangkat kearifan lokal sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya yang ada, sekaligus menunjukkan bahwa teknologi dan tradisi bisa bersinergi dengan baik.
QRIS Tap memang menjadi langkah strategis untuk memudahkan transaksi, terutama di sektor transportasi. Dengan kemudahan yang ditawarkan, diharapkan lebih banyak masyarakat yang beralih ke metode pembayaran digital, yang lebih praktis dan efisien. Hal ini sejalan dengan upaya BI untuk menciptakan ekosistem pembayaran yang lebih aman dan terintegrasi.
Terlebih lagi, dengan meningkatnya jumlah pengguna QRIS, diharapkan dapat membantu meningkatkan daya saing pelaku UMKM yang sering kali menghadapi tantangan dalam akses pasar. Integrasi teknologi dalam bisnis mereka akan memungkinkan mereka untuk mencapai lebih banyak pelanggan, baik secara lokal maupun nasional.
Melalui peluncuran QRIS Tap, BI tidak hanya membawa inovasi teknologi, tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya digitalisasi dalam kontemporer ini. Masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam membangun dan memajukan ekosistem digital di Indonesia.
Dengan langkah-langkah yang diambil oleh BI dan dukungan dari berbagai pihak, masa depan sistem pembayaran di Indonesia terlihat lebih cerah. QRIS Tap diharapkan dapat menggantikan cara-cara tradisional, dan menyediakan platform yang lebih efisien, aman, dan cepat bagi setiap individu dan pelaku bisnis.
Ketika kita merangkul teknologi dan budaya lokal dalam satu kesatuan, kita sedang menciptakan masa depan yang lebih baik. QRIS bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa beradaptasi dan bertumbuh tanpa kehilangan akar budaya kita. Ini adalah perjalanan panjang yang akan terus berkembang ke depannya.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, diharapkan QRIS yang diperkenalkan hari ini akan menjadi tonggak baru dalam sejarah perkembangan ekonomi digital Indonesia. Mari kita dukung gerakan ini agar semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara merata.
QRIS Tap memiliki potensi untuk mengubah cara kita bertransaksi, khususnya di sektor transportasi. Melalui inovasi ini, kita akan menyaksikan bagaimana digitalisasi dapat mempermudah kehidupan sehari-hari, serta membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.