www.rekamfakta.id – Yogyakarta – Presiden Republik Demokratik Timor Leste, Jose Ramos-Horta, mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan mitra dagang terbesar bagi negaranya, dengan porsi mencapai 70 persen dari total perdagangan. Hal tersebut disampaikannya saat memberikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat, 1 Agustus 2025.
Dalam paparannya, Ramos-Horta menjelaskan bahwa meskipun volume perdagangan bilateral tinggi, hubungan tersebut masih didominasi oleh impor dari Indonesia. “Dalam hal perdagangan, Indonesia adalah mitra dagang terbesar, karena 70 persen perdagangan kita ada di Indonesia,” ujarnya.
Ramos-Horta menekankan bahwa perdagangannya sebagian besar satu arah, artinya mereka lebih banyak mengimpor daripada mengekspor. “Kita tidak benar-benar mengekspor apa pun ke Indonesia. Sangat, sangat sedikit,” tambahnya.
Dalam rangka mengatasi ketidakseimbangan perdagangan ini, pemerintah Timor Leste sedang berupaya mendorong investasi dari Indonesia. Ramos-Horta menyebutkan bahwa beberapa proyek investasi di negara tersebut telah berjalan dengan baik.
Dia memberi contoh proyek pembangunan hotel bintang lima dan pusat profesional di Dili oleh investor Indonesia. “Kami berharap investasi seperti ini dapat membawa dampak positif untuk perekonomian kami,” tuturnya.
Selain pengembangan sektor pariwisata, Ramos-Horta menyebut rencana pengembangan peternakan sapi di Suwai yang produknya akan diekspor ke Indonesia. “Kami ingin memberikan kesempatan bagi investor Indonesia di sektor pariwisata, pertanian, dan perikanan,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Ramos-Horta juga menekankan komitmennya untuk memperkuat kemitraan dengan Indonesia di berbagai bidang, termasuk pendidikan, perdagangan, dan investasi. Dia percaya bahwa kolaborasi yang lebih erat akan menguntungkan kedua negara.
Ia menegaskan bahwa Timor Leste akan selalu berkoordinasi dengan Indonesia dalam menyikapi isu-isu internasional dan regional. “Kami menyadari pentingnya hubungan ini dalam konteks lebih luas,” ujarnya.
Perdagangan Bilateral: Tantangan dan Peluang yang Ada
Dalam konteks perdagangan bilateral, Ramos-Horta menjelaskan bahwa meskipun ada tantangan, semakin banyak peluang yang perlu dieksplorasi. Dengan 70 persen dari total perdagangan berasal dari Indonesia, fokus untuk meningkatkan ekspor dari Timor Leste ke Indonesia adalah langkah penting yang harus diambil.
Saat ini, sebagian besar produk yang diimpor dari Indonesia adalah barang-barang konsumsi dan bahan baku. Namun, negara tersebut memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan produk perikanan yang dapat diekspor ke pasar Indonesia.
Pemerintah Timor Leste berkomitmen untuk menciptakan iklim usaha yang lebih baik bagi investor Indonesia. Ini termasuk pembentukan kebijakan yang memudahkan investasi asing serta menyediakan fasilitas pendukung bagi pengusaha lokal.
Ramos-Horta yakin bahwa jika sektor-sektor produktif ini dapat ditingkatkan, akan terdapat proyeksi pertumbuhan yang baik bagi ekonomi negara. “Kami percaya bahwa dengan investasi yang tepat, kami bisa menjadi mitra yang lebih seimbang,” ujarnya.
Pendidikan dan peningkatan keterampilan juga menjadi perhatian utama dalam memperkuat hubungan ini. Ramos-Horta menekankan pentingnya transfer pengetahuan dari Indonesia untuk membantu perkembangan sumber daya manusia di Timor Leste.
Kemitraan dalam Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan menjadi bagian integral dalam membangun kemitraan yang kuat antara Indonesia dan Timor Leste. Ramos-Horta mengajak pihak universitas dan lembaga pendidikan di Indonesia untuk berkolaborasi dalam program-program pendidikan di Timor Leste.
Dia percaya bahwa pendidikan tinggi dapat menciptakan peluang yang lebih besar, tidak hanya bagi mahasiswa Timor Leste tetapi juga untuk pertukaran budaya yang saling menguntungkan. “Kami ingin mahasiswa kami mendapatkan pengalaman terbaik dan pengetahuan yang relevan di dunia global,” tambahnya.
Kerja sama dalam sektor pendidikan ini meliputi program beasiswa, pelatihan teknis, dan penelitian bersama. Ramos-Horta berharap ini dapat menghasilkan profesional terampil yang siap berkontribusi dalam pembangunan negaranya.
Timor Leste juga menyadari pentingnya teknologi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ramos-Horta mengajak Indonesia untuk membantu dalam hal ini, mengingat Indonesia memiliki banyak pengalaman dalam pengembangan teknologi pendidikan.
Melalui kemitraan di bidang pendidikan, diharapkan akan muncul inovasi dan inisiatif baru yang dapat membantu dalam pengembangan ekonomi dan sosial di Timor Leste.
Komitmen Jangka Panjang untuk Kemitraan yang Berkelanjutan
Ramos-Horta menegaskan pentingnya komitmen jangka panjang dalam memperkuat hubungan Indonesia dan Timor Leste. Dia percaya bahwa kedua belah pihak perlu memiliki visi yang sama dalam menghadapi tantangan masa depan.
“Kemitraan yang kuat tidak hanya mengenai perdagangan, tetapi juga tentang saling mendukung dalam isu-isu strategis,” ujarnya. Dia menekankan perlunya dialog terbuka mengenai masalah yang dihadapi oleh masing-masing negara.
Timor Leste perlu lebih aktif terlibat dalam forum-forum regional serta internasional yang melibatkan Indonesia. Ini termasuk kerjasama dalam organisasi seperti ASEAN, yang mana Timor Leste berusaha untuk menjadi anggota penuh.
Ramos-Horta berharap bahwa hubungan ini akan terus berkembang dan menciptakan sinergi positif. “Kami ingin memastikan bahwa generasi mendatang dapat merasakan manfaat dari kemitraan ini,” jelasnya.
Akhirnya, dia mengajak masyarakat di kedua negara untuk saling mengenal lebih baik, sehingga dapat menciptakan hubungan yang lebih erat. “Kita adalah tetangga, dan seharusnya kita saling membantu dalam menciptakan masa depan yang lebih baik,” tutupnya.
